Liputan6.com, Jakarta - Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan relawan dan ambulans untuk membantu penanganan korban gempa Aceh. Gempa yang berkekuatan 6,4 SR pada pukul 05.03 WIB itu merobohkan sejumlah bangunan dan menimbulkan korban meninggal dan luka.
"PMI membantu pemerintah dalam upaya penanganan awal, yaitu evakuasi korban yang tertimbun dan ditemukan luka-luka untuk mendapat bantuan darurat, termasuk pertolongan pertama," demikian keterangan tertulis dari PMI, Rabu (7/12/2016).
Baca Juga
PMI mengerahkan enam relawan dari PMI Provinsi Aceh, satu kendaraan double cabin ke Pidie, dua unit mobil tangki ditambah satu pengemudi, 15 relawan dari PMI Pidie Jaya ke lokasi bencana, dua unit kendaraan ops, dua unit ambulans beserta kru dari PMI Bireun dan Lhokseumawe.
Advertisement
"Kebutuhan, peralatan kesehatan, obat-obatan, mobilisasi dokter orthopedi karena telah ditemukan luka fraktur dan kemungkinan akan ditemukan banyak kasus yang sama," tulis PMI.
Selain itu, diperlukan juga tempat penampungan sementara (shelter), alat berat untuk proses evakuasi, penambahan jumlah relawan, makanan siap saji, tambahan peralatan berat karena saat ini masih sangat minim, dan dana darurat.
"Stok logistik di PMI Provinsi Aceh dan Pidie memerlukan dukungan tambahan dikarenakan perkiraan jumlah korban terdampak yang besar," tulis PMI.
Gempa berkekuatan 6,4 SR dengan kedalaman 10 Km terjadi di Aceh pukul 05.03 WIB. Gempa Aceh ini tidak berpotensi tsunami. Tercatat setidaknya terjadi lima gempa susulan.
Kabupaten terdekat dari Kabupaten Pidie Jaya adalah Bireun, Banda Aceh, Aceh Besar dan Lokseumawe. Gempa dirasakan kuat di Pidie Jaya selama 15 detik, Kota Banda Aceh 5 detik, Aceh Besar 10 detik.
Akibat gempa Aceh tersebut, masyarakat panik dan beramburan keluar rumah. Ratusan rumah warga roboh dan bangunan retak. Beberapa jalan juga retak dan mengganggu akses transportasi menuju ke lokasi dampak serta beberapa tiang listrik roboh dan litrik mati.