Peran Tokoh Masyarakat Dalam Wujudkan Indonesia Bebas Kekerasan

Linda Gumelar memaparkan bahwa tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam mewujudkan Indonesia Bebas Kekerasan, Perdagangan Orang.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2016, 16:55 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 16:55 WIB
Peran Tokoh Masyarakat Dalam Wujudkan Indonesia Bebas Kekerasan
Linda Gumelar memaparkan bahwa tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam mewujudkan Indonesia Bebas Kekerasan, Perdagangan Orang.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke-88, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) menggelar Talkshow dengan tema Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kekerasan, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Ekonomi.

Acara tersebut menghadirkan pembicara Mantan Menteri PP dan PA, Linda Amalia Sari atau yang akrab dipanggil Linda Gumelar. Linda Gumelar memaparkan bahwa tokoh masyarakat memiliki peranan penting dalam mewujudkan Indonesia Bebas Kekerasan, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Ekonomi.

Sesuai UU No. 8 Tahun 1987 Pasal 1 ayat 6, Tokoh Masyarakat adalah seseorang yang karean kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan pemerintah. Siapa dan apa yang menyebabkan adalah kiprahnya di masyarakat, memiliki kedudukan formal di pemerintahan, dan mempunyai ilmu yang tinggi dalam bidang tertentu.

Untuk mewujudkan Indonesia Bebas Kekerasan, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Ekonomi, tokoh masyarakat menurut Linda perlu melakukan tiga hal utama.

"Pertama, pola pikir/mindset yang paham dan mau dalam setiap aktifitasnya, mengedepankan pengarusutamaan Gender dan responsive Gender secara adil untuk kepentingan semua. Kedua, mempengaruhi secara positif tentang pentingnya memberi kesempatan yang sama. Apa manfaatnyua untuk pribadi, keluarga, bangsa, dan negara kepada komunitas/lingkungannya," jelas Linda di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Kamis (15/12).

Ketiga, sebagai motivator, inspirator, executor, sekaligus fungsi pengawasan tentang implementasi berbagai peraturan perundangan dan issue-issue sosial yang terjadi di tengah masyarakat menggunakan pengaruhnya secara tepat dan benar untuk kepentingan bangsa dan negara.

Selain tiga hal tersebut, Linda juga menekankan bahwa tokoh masyarakat juga harus menjalankan fungsi pengawasan.

Sementara itu untuk mewujudkan program Three Ends, (1) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak; (2) Akhiri perdagangan orang; dan (3) Akhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan, Linda mengatakan ada 4 kunci penting yang harus diperhatikan.

"Peningkatan kualitas SDM, nasionalisme, keteladanan, dan disiplin," kata Linda.

Acara Talkshow dengan tema Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kekerasan, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Ekonomi ini melibatkan 6 organisasi perempuan, yakni OASE KK, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP. PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari dan sejumlah tokoh perempuan.

Turut hadir Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PP dan PA, Heru Prasetyo Kasidi, Prof. Dr. Azyumardi Azra,Ā Psikolog, Ratih Ibrahim, dan istri Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Tri Suswati serta Syahnaz Haque yang memandu jalannya Talkshow.Ā 

Ā 

(*)Ā 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya