Liputan6.com, Jakarta Telur sering dianggap sebagai sumber nutrisi yang kaya dan terjangkau, menjadikannya pilihan populer untuk sarapan. Kandungan vitamin D, B6, B12, serta berbagai mineral dalam telur mendukung kesehatan tubuh. Namun, kekhawatiran muncul mengenai potensi peningkatan kadar kolesterol akibat konsumsi telur. Dikutip dari berbagai sumber pada Rabu (09/04/2025). Artikel ini akan membahas hubungan antara konsumsi telur dan kadar kolesterol berdasarkan data dan penelitian terbaru.
Kandungan Kolesterol dalam Telur, Fakta yang Perlu Diketahui
Satu butir telur mengandung sekitar 373 mg kolesterol, melebihi batas asupan harian yang direkomendasikan oleh beberapa ahli, yaitu 300 mg per hari. Angka ini cukup signifikan dan menjadi perhatian bagi mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi.
Kandungan kolesterol dalam telur terutama terdapat pada kuningnya, sedangkan putih telur hampir tidak mengandung kolesterol. Ini menjadikan putih telur pilihan yang lebih aman bagi mereka yang ingin membatasi asupan kolesterol.
Berikut adalah rincian kandungan kolesterol dalam berbagai jenis telur:
- Telur ayam: 373 mg kolesterol per butir
- Telur puyuh: 75,96 mg kolesterol per butir
- Telur bebek: 619 mg hingga 884 mg kolesterol per 100 gram
Advertisement
Rekomendasi Konsumsi Telur dari Ahli Gizi
Beberapa pedoman merekomendasikan konsumsi telur dibatasi hingga tiga butir per minggu untuk mengendalikan asupan kolesterol dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Ahli gizi menyarankan agar individu dengan kadar kolesterol tinggi sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari satu butir telur per hari.
Selain itu, beberapa ahli juga menyarankan untuk lebih memilih putih telur dibandingkan kuning telur. Ini bertujuan untuk mengurangi asupan kolesterol sambil tetap mendapatkan manfaat nutrisi dari telur.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Oleh karena itu, berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi adalah langkah yang bijak sebelum membuat perubahan signifikan dalam pola makan.
Telur dan Risiko Penyakit Kardiovaskular, Apa Kata Penelitian?
Penelitian oleh McMaster University dan Hamilton Health Sciences, yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, menyatakan bahwa konsumsi satu butir telur per hari tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau kematian, bahkan pada individu dengan riwayat penyakit tersebut atau diabetes.
Studi ini menjadi penting karena memberikan pandangan baru tentang konsumsi telur dan kesehatan jantung. Penulis studi, Mahshid Dehghan, menyatakan, "Asupan telur sebanyak satu butir per hari pada kebanyakan orang, tidak akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular."
Hal ini menunjukkan bahwa dengan pola makan yang seimbang, telur bisa tetap menjadi bagian dari diet sehat. Namun, bagi mereka yang memiliki faktor risiko tertentu, tetap perlu berhati-hati.
Advertisement
Hubungan Antara Konsumsi Telur dan Kadar Kolesterol Darah
Studi yang sama menemukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara konsumsi telur dan kadar kolesterol dalam darah. Hal ini menunjukkan bahwa kolesterol dalam makanan tidak selalu berdampak langsung pada kadar kolesterol darah.
Menurut Brighter World, tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mengatur produksi kolesterol secara alami. Ini berarti bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak selalu menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Namun, bagi individu yang sudah memiliki kadar kolesterol tinggi, tetap disarankan untuk memantau asupan kolesterol dari makanan, termasuk telur.
Panduan Konsumsi Telur yang Aman
Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko, pertimbangkan hal berikut saat mengonsumsi telur:
- Porsi: Konsumsi hingga satu butir telur per hari dianggap aman bagi kebanyakan orang.
- Metode Memasak: Pilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus atau mengukus daripada menggoreng.
- Kombinasi Makanan: Padukan telur dengan sayuran dan biji-bijian utuh untuk menu seimbang.
- Konsultasi Medis: Individu dengan kondisi kesehatan tertentu harus berkonsultasi dengan profesional medis mengenai konsumsi telur.
Advertisement
