Review Drakor Karma, Serunya Ditampar Bolak-balik dengan Deretan Plot Twist

Liputan6.com, Jakarta Setelah kesuksesan When Life Gives You Tangerines, Netflix kembali menghadirkan satu judul drakor di platformnya: Karma. Bila drakor sebelumnya menampilkan cerita sederhana dan dekat dengan kehidupan banyak orang, Karma yang mulai tayang pada 4 April 2025 ini menghadirkan sebuah mimpi buruk.

Drakor bergenre thriller ini diangkat dari Kakao Webtoon karya Choi Hee Sun yang bertajuk sama, dengan sutradara Lee Hyeong yang sebelumnya menggarap film Remember dan A Violent Prosecutor. Karma juga menggaet sejumlah bintang papan atas Korea Selatan seperti Park Hae Soo, Shin Min Ah, Lee Hee Jun, Kim Sung Kyun, Lee Kwang Soo, Gong Seung Yeon, Kim Nam Gil, Cho Jin Woong, dan lain-lain.

Sejak menit-menit pertama, Karma dimulai dengan adegan penuh adrenalin. Sebuah gedung tua terbengkalai kebakaran hebat. Pemadam kebakaran yang berjibaku dengan api, mendadak menemukan sesosok pria (Park Hae Soo) dalam kondisi luka bakar di sekujur tubuhnya.

Dokter Lee Ju Yeon (Shin Min Ah) berupaya keras menyelamatkan nyawa wanita ini, tapi berdiri mematung begitu pria ini menyebutkan namanya. 

Dari sini, waktu diputar ulang ke beberapa hari sebelumnya, menampilkan sosok pengutang (Lee Hee Jun) yang dikejar-kejar lintah darat.

Sang pengutang yang kelabakan, mengambil jalan pintas yang nekat. Ia berniat membunuh ayahnya sendiri, demi mengincar uang asuransi kematiannya. Demi mengaburkan niat jahatnya ini, ia bermufakat dengan Jang Gil Ryong (Kim Sung Kyun) yang bakal menabrak sang ayah dan membuatnya seakan-akan kecelakaan. 

Hasilnya, ayahnya benar-benar tewas. Tapi yang bikin sang pengutang terkaget-kaget, jenazah sang ayah tak ditemukan di pinggir jalan seperti rencana semula. Namun terkubur di sebuah tanah perbukitan.

Siapa yang berada di balik kematian sang ayah sebenarnya?

Bila diandaikan sebagai sebuah wahana hiburan, sepanjang enam episodenya Karma akan "melempar-lempar" penontonnya dari satu plot twist ke plot twist lain. Misteri kematian ayah sang pengutang yang penuh keganjilan, dikombinasikan dengan alur maju-mundur, membuat penonton meraba-raba, apa yang sebenarnya terjadi.

Belum lagi karakter-karakternya yang punya latar belakang jauh berbeda. Mulai dari tukang ngutang, dokter, ahli pengobatan tradisional dan kekasihnya, hingga pria Korea-China yang merawat putrinya yang sedang sakit. 

Namun di sinilah asyiknya mengikuti alur Karma. Kadang petunjuk muncul dalam bentuk remah-remah, tapi kemudian muncul hantaman plot twist di akhir hampir setiap episode. Alhasil, sulit rasanya untuk tak menekan tombol "next episode."

Ada enam karakter utama yang hidupnya saling berkelindan dalam drakor ini. Mayoritas bukan orang baik-baik--dalam standar norma umum--tapi  semua secara sadar mengambil keputusan untuk menempuh "jalur hitam." Beberapa dari mereka dibutakan keserakahan, karena alasan rasa takut, hingga keinginan untuk balas dendam.

Karma jelas bukan tipe tontonan yang didesain untuk membuat pemirsa simpati dan mengharapkan keselamatan sang antagonis dalam cerita. Apalagi dari keenam karakter utama, hanya ada satu tokoh yang memenuhi kriteria ini--itu pun kisahnya dieksplorasi belakangan.

Seperti judulnya, penonton berharap tokoh-tokoh dalam drakor ini diterjang karma untuk membayar lunas perbuatan masa lalu mereka.