Kombinasi Permainan Tradisional dan Modern di Taman Tematik Bogor

Taman Kaulinan berada di pinggir Sungai Ciliwung, terintegrasi dengan Lapangan Sempur. Memiliki luas sekitar 600 meter persegi.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Des 2016, 09:31 WIB
Diterbitkan 23 Des 2016, 09:31 WIB
20161107- Ruang Terbuka Hijau Taman Tanjung-JAkarta- Immanuel Antonius
Sejumlah bocah bermain di Taman Tanjung, Jakarta, Senin (7/11). Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengatakan bahwa Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Provinsi DKI Jakarta hingga saat ini baru mencapai 14,94%. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Bogor - Jumlah taman tematik di Kota Bogor, Jawa Barat kembali bertambah dengan hadirnya Taman Kaulinan yang dilengkapi 11 permainan anak baik tradisional maupun modern.

Sebanyak 11 permainan anak tersebut di antaranya, perosotan, engrang, ayunan, rumah pohon, ular tangga, engklek, galah asin, sculpture, panjat tali, bukit dan gazebo.

"Semua permainan ini dirancang untuk melatih motorik anak, dan melatih keseimbangan, kreatifitas, dan bagian dari olahraga," kata Siswanto, Konsultan Arsitektur Taman Kaulinan, Siswanto, Jumat (23/12/2016).

Taman Kaulinan berada di pinggir Sungai Ciliwung, terintegrasi dengan Lapangan Sempur. Memiliki luas sekitar 600 meter persegi. Proses pembangunan berlangsung selama tiga bulan, dibangun oleh PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk atau Alfamart melalui program kerja sama sosial.

Menurut Siswanto, saat ini pembangunan taman sudah dalam tahap akhir, sekitar 85 persen penyelesaian. Rencana peresmian oleh Pemerintah Kota Bogor, disamakan dengan peresmian Lapangan Sempur.

"Kemungkinan pengoperasian dimulai 2017, berbarengan dengan operasional Lapangan Sempur. Karena Taman Kaulinan teritegrasi dengan Lapangan Sempur," kata dia dikutip dari Antara.

Taman Kaulinan dirancang untuk memfasilitasi kegiatan bermain dan mengembangkan kemampuan motorik anak. Memegang konsep kebudayaan daerah setempat, agar anak dapat bergerak aktif di alam terbuka.

Sebagai wadah positif bagi anak-anak aktif dan kreatif, agar generasi penerus bangsa tumbuh menjadi generasi positif seperti semboyan Sunda "Dinu Kiwari Ngancik Bu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga".

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya