6 Peristiwa Paling Menggemparkan 2016

Di awal tahun, 2 peristiwa besar menyedot perhatian publik. Dua-duanya kasus pembunuhan. Salah satunya merupakan aksi teror.

oleh Ahmad Romadoni Nafiysul QodarAudrey SantosoMuslim ARDelvira Hutabarat diperbarui 27 Des 2016, 18:08 WIB
Diterbitkan 27 Des 2016, 18:08 WIB
news
news (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Sepanjang 2016, sejumlah peristiwa besar bertubi-tubi terjadi di Indonesia. Peristiwa tersebut bahkan menjadi sorotan dunia. Ada peristiwa yang menguras tangis, membuat geram, dan tak sedikit juga yang membuat orang yang mengalaminya tersenyum senang.

Peristiwa-peristiwa yang menyita perhatian publik itu terjadi sejak awal tahun. Di mulai dari tewasnya Wayan Mirna Salihin pada Rabu 6 Januari 2016, setelah menyeruput es kopi Vietnam di Kafe Olivier, Jakarta Pusat.

Hanya delapan hari setelah kematian Mirna, terjadi persitiwa tak diduga-duga. Sebuah bom meledak di depan pusat perbelanjaan tertua di Indonesia, yakni Sarinah, pada Kamis 14 Januari. Semua terhenyak, kaget, apalagi bom itu meledak di jalan protokol, tak jauh dari Istana Kepresidenan dan menimbulkan korban Jiwa. Indonesia pun berduka.

Namun semesta tampaknya tak mau membiarkan Nusantara ini lama-lama berduka. Pada Rabu 9 Maret, masyarakat di Indonesia bersuka cita menyaksikan fenomena langka, Gerhana Matahari Total.

Hari berganti, bulan berganti. Pada 18 Juli, kabar gembira kembali singgah di bumi pertiwi. Gembong teroris Santoso berhasil dilumpuhkan Satgas Tinombala di pegunungan Ambarana, Poso, Sulawesi Tengah. Peristiwa ini menorehkan prestasi bagi aparat penegak hukum, sekaligus melemahkan aksi teror kelompok Santoso.

Di tengah kesibukan kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2017, tiba-tiba muncul kasus menggemparkan. Calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dituduh menista agama.

Kasus ini pun terus bergulir dan memicu demo besar-besaran yang berlangsung pada 4 November dan 2 Desember. Kasus ini berujung pada diseretnya Ahok ke meja persidangan dan ditangkapnya sejumlah orang yang dituduh merencakan upaya makar.

Di pertengahan Desember, sebuah video mendadak viral di dunia maya. Dalam video itu terlihat seorang perempuan, yang belakangan diketahui bernama Dora Natalia Singarimbun, mengamuk dan mencakar seorang Polantas bernama Aiptu Sutistna. Bagaimana ujung kisah ini?

Berikut 6 peristiwa paling menggemparkan pada tahun 2016:

1. Tewasnya Mirna dan Pertempuran Jessica

Jessica Wongso sangat yakin dirinya akan bebas dari tuduhan melakukan pembunuhan terhadap Wayan Mirna Salihin. Kasus Mirna mencuat ke publik setelah beredarnya pesan Whatsapp tentang kematian Mirna. Pesan WA tersebut salah satunya berisi tentang kecurigaan teman-teman Mirna terhadap salah seorang temannya yang diduga membunuh istri Arief Sumarko itu.

Mirna tewas pada Rabu 6 Januari 2016 usia minum kopi di Kafe Olivier, Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Mirna meminum kopi bersama dua temannya, Jessica Kumala Wongso dan Hannie Juwita Boon.

Saat itu Mirna memilih es kopi Vietnam yang dipesankan oleh Jessica, yang lebih dulu tiba di Olivier. Kopi pun telah tersedia sebelum putri Darmawan Salihin itu tiba.

Selang berapa menit setelah Mirna menyeruput kopi, tubuhnya tiba-tiba kejang, mulutnya mengeluarkan busa. Mirna pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya sebelum tiba di rumah sakit.

Kematian Mirna yang tiba-tiba dan tak lazim membuat keluarganya curiga bahwa dia telah diracun. Dengan sejumlah bukti, polisi pun menjadikan Jessica tersangka.

Kasus ini terus menggelinding hingga akhirnya sampai di meja hijau. Selama persidangan, kasus kematian Mirna menyedot perhatian publik Tanah Air. Apalagi sempat muncul keraguan, karena bukti-bukti tersebut dinilai tidak cukup. Apalagi jenazah Mirna, atas permintaan keluarga, tidak diautopsi seluruhnya.

Selama beberapa bulan terjadi perang argumentasi dan bukti-bukti antara pihak Mirna dan Jessica Wongso di pengadilan Jakarta Pusat. Tim pengacara Jessica yang dipimpim Otto Hasibuan bahkan mendatangkan sejumlah saksi ahli dari Australia, tempat Jessica bermukim sebelumnya. Tangis, senyum, dan amarah pun tak henti-hentinya mewarnai persidangan.

Meski demikian, pada Kamis 27 Oktober 2016, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akhirnya menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada alumnus Billy Blue College of Design Sidney itu. Jessica dinilai terbukti bersalah membunuh Wayan Mirna Salihin.

"Terbuktilah sudah Jessica itu melakukan, itu aja udah. Yang penting sudah terbukti, Jessica itu pelakunya," kata ayah Mirna, Darmawan usai mendengar putusan hakim, Kamis 27 Oktober 2016.

Namun, Jessica Kumala Wongso keberatan dengan putusan itu dan dia pun mengajukan banding.

2. Bom Bunuh Diri di Jantung Ibu Kota

Salah satu pelaku penembakan di persimpangan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, tertangkap kamera, Kamis (14/1). Pelaku mengeluarkan senjata di tengah kepanikan warga pasca ledakan bom. (REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua) Duarrrrrr... seketika jalanan di depan pusat perbelanjaan Sarinah berubah mengerikan. Tubuh sejumlah orang berseragam polisi dan juga warga sipil jatuh tersungkur di salah satu ujung Jalan Thamrin ketika sebuah bom meledak pada Kamis 14 Januari 2016, pukul 10.55 WIB.

Ledakan bom itu kontan menyadarkan bangsa ini bahwa teroris telah beraksi. Mereka berhasil melancarkan aksi teror dengan melakukan serangan bom bunuh diri di jantung ibu kota. Tercatat, 31 orang menjadi korban, tujuh diantaranya meninggal. Satu warga negara asing asal Kanada turut jadi korban meninggal akibat peristiwa tersebut.

Sebelum bom meledak, sempat terdengar rentetan tembakan di kawasan Thamrin. Para teroris menyerang Starbucks Coffee di Gedung Djakarta Theater. Tak lama kemudian pelaku lainnya meledakkan bom bunuh diri di pos polisi perempatan Sarinah, yang lokasinya tak jauh dari Starbucks Coffee di Jalan MH Thamrin.

Usai melancarkan aksi bom bunuh diri, para pelaku yang berjumlah 5 orang melepaskan sejumlah tembakan ke polisi di lokasi.

Dari dua kejadian ini petugas Polri dari Polda Metro dan Densus mengejar ke lokasi tersebut, baku tembak di depan Djakarta Theater pun tak terelakkan.

Peristiwa bom bunuh diri ini pun sontak menjadi pusat perhatian publik Tanah Air, bahkan juga dunia. Salah satunya karena aparat cepat melumpuhkan kelompok teroris tersebut, dan masyarakat langsung menyatakan tidak takut dengan aksi teror itu.

"Kita tembak dua pelaku kelompok teroris," ujar Wakapolri saat itu, Komjen Budi Gunawan, Kamis 14 Januari 2016.

Aksi masyarakat tidak takut dengan teror bom itu diperlihatkan melalui kalimat #KamiTidakTakut yang langsung viral di dunia maya. Guna menenangkan dan menyakinkan masyarakat untuk tidak takut, keesokannya Presiden Jokowi berkunjung ke Sarinah. Hanya dalam waktu singkat, situasi pun kembali normal.

Belakangan diketahui aksi teror itu ada kaitannya dengan Bahrun Naim, WNI yang kini bergabung dengan kelompok teror ISIS dan bermukim di Suriah.

3. Fenomena Langka Gerhana Matahari Total

Sejumlah warga menyaksikan proses Gerhana Matahari Total (GMT) 2016 di halaman Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari 90% bisa diamati selama 2,11 menit. (Liputan6.com/Fery Pradolo) Rabu pagi, 9 Maret 2016, tiba-tiba sebagian besar wilayah Indonesia gelap bak malam hari. Matahari yang seharusnya bersinar lenyap seperti ditelan bumi. Bukannya khawatir, warga justru bersukacita menyaksikan fenomena langka yang disebut gerhana matahari total (GMT) ini.

GMT berhasil disaksikan secara jelas dan penuh oleh masyarakat di 12 provinsi. Antara lain Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Sementara wilayah lainnya seperti Jakarta, hanya bisa menyaksikan sebagian.

Karena langka, masyarakat pun berbondong-bondong ke tempat terbuka, yang mengarah ke matahari terbit, untuk menyaksikan GMT. Di Jakarta saja, sejak dini hari warga sudah berbondong-bondong ke planetarium di Taman Ismail Marzuki dan juga ke Ancol untuk ikut menjadi saksi sejarah Gerhana Matahari Total yang berlangsung.

"Yeaahh... horeee...," teriak para pengunjung di Ancol saat puncak Gerhana Matahari sebagian. Gerhana matahari sebagian di Jakarta berada pada puncaknya pada pukul 07.21 WIB. GMT berakhir pada pukul 08.31 WIB.

Sejumlah aksi menarik juga dilakukan warga saat gerhana tiba. Bahkan, tak sedikit warga menggelar festival atau karnaval, khusus menyambut datangnya GMT.

Kemeriahan menyambut Gerhana Matahari Total menarik banyak wisatawan mancanegara datang ke Indonesia. Di hari saat gerhana ini terjadi, masyarakat dari semua kalangan dan bangsa tumpah ruah berkumpul menyaksikan wujud lain matahari.

4. Tewasnya Gembong Teroris Santoso

Menelusuri jejak kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Hampir 6 tahun Santoso bersama kelompoknya menebar teror di Indonesia. Khususnya di daerah Palu, Sulawesi Tengah. Target mereka pertama kali yaitu salah satu bank di Palu. Santoso kemudian kembali melakukan serangan ke Polsek di Palu pada Mei 2011, dan berhasil membobol beberapa sel untuk mendapatkan rekrutan baru.

Penyerangan terakhir kelompok Santoso terjadi pada 15 Maret 20160 kepada personel TNI/Polri. Penyerangan bermula dari kegiatan patroli rutin yang dilakukan oleh Satuan Petugas TNI-Polri dalam Operasi Tinombala di sekitar hutan desa Talabosa, Kecamatan Lore Tengah.

Ulah kelompok Santoso membuat pemerintah geram. Sejak zaman Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono telah dibentuk tim khusus untuk memburu mereka. Namun usaha itu tampaknya tidak mudah. Sebab, Santoso dan kelompoknya tinggal di pegunungan.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi di Istana Negara, Jakarta, Selasa 19 Juli 2016 mengatakan, dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) jaringan Santoso ada 21 orang, yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri lima orang, sisanya 16 orang.

Aksi teror kelompok ini pun berakhir setelah Satuan Tugas (Satgas) Tinombala pada pertengan Juli 2016 berhasil menembak mati dua anggota kelompok Santoso, di mana salah satunya dipastikan adalah Santoso.

"Sudah pasti. Yang satu adalah Santoso dan yang satu adalah Basri. Kepastian itu didapatkan dari foto dua jenazah itu yang diidentifikasi oleh rekan-rekannya," kata Rudy, Selasa 19 Juli 2016.

Dengan kematian Santoso, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, kekuatan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, semakin melemah.

"Dari adanya Operasi Tinombala mereka sebenarnya sudah melemah, apalagi pimpinannya sekarang tewas, otomatis akan semakin melemah," ujar Tito, Rabu 20 Juli 2016.

Meski demikian, bukan berarti perburuan terhadap sisa-sisa kelompok Santoso dan juga jaringan teroris lainnya terhanti. Presiden Jokowi meminta terus mengejar mereka. Jokowi juga berpesan agar masyarakat tetap waspada terhadap segala potensi dan ancaman terorisme.

5. Aksi 411, 212, dan Sidang Ahok

Suasana aksi damai 212 di Silang Monumen Nasional (Monas), Jumat (2/12), (Adrian Putra/Bintang.com) Bermula dari sebuah video yang diposting Buni Yani di Facebook. Video itu berisi tentang pidato Ahok di Kepulauan Seribu yang diedit, yang menyebutkan agar masyarakat tidak mudah diperdaya oleh orang-orang yang menggunakan Surat Al Maidah untuk tidak memilihnya dalam Pilkada DKI 2017.

Video ini kontan menyulut emosi sekelompok masyarakat, yang sebelumnya sudah dibuat tegang oleh persaingan di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dengan berdasarkan pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa pidato Ahok itu merupakan penistaan terhadap agama, sekelompok orang membentuk Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, dan mulai menggalang massa untuk mendemo Ahok.

Demo besar pun terjadi pada 4 November 2016. Demo ini berlangsung di kawasan Monas, termasuk depan Istana Kepresidenan. Salah satu pemimpin demo ini adalah Ketua Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

Pada demo besar ini, demonstran tak berhasil menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang tengah blusukan ke Bandara Soekarno-Hatta. Massa marah, hingga akhirnya demo berujung rusuh.

Demo itu ternyata tak cukup bagi GNPF MUI. Mereka pun kembali menggelar demo besar pada 2 Desember. Tidak seperti demo sebelumnya, pada demo besar kedua ini, mereka berjanji aksi akan berlangsung damai.

Pada aksi ini, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla nekat menerobos hujan deras untuk ikut salat Jumat bersama massa demonstran di Monas.

"Terima kasih kepada seluruh jemaah yang hadir dengan tertib, sehingga semua bisa berjalan dengan baik, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," kata Jokowi menyapa para peserta aksi damai 2 Desember dan disambut takbir dari para peserta usai salat Jumat.

Kehadiran Jokowi membuat massa lega. Mereka pun akhirnya bubar secara tertib tanpa meninggalkan sampah. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut demo 212 berlangsungaman.

"Alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena ibadah aksi Bela Islam Jilid III ini berjalan dengan lancar aman semua. Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para peserta," kata Tito di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Jumat 2 Desember 2016.

Meski demikian, kasus Ahok tidak berarti berhenti. Kelompok masyarakat yang menyebut Ahok telah menistakan agama mendesak aparat penegak hukum untuk memenjarakan Ahok.

Kasus Ahok pun bergulir ke persidangan. Hingga pada Selasa 27 Desember 2016, Ahok telah menjalani persidangan ketiga dengan agenda mendengar putusan sela.

6. Dora Mencakar, Aiptu Sutisna Dapat Haji Gratis

Dora mengaku telah menerima sanksi sosial yang hukumannya lebih berat dari sanksi apapun. Video seorang wanita mencakar petugas polisi lalu lintas atau polantas bernama Aiptu Sutisna di kawasan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, viral di media sosial. Belakangan diketahui wanita tersebut bernama Dora Natalia Singarimbun yang merupakan PNS di Mahkamah Agung (MA).

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Selasa, 13 Desember 2016 sekitar pukul 09.00 WIB.

"Awalnya, saat petugas berdiri ada pengendara berhenti di depannya, buka kaca sebelah kiri, langsung ngatain petugas yang berdiri di situ dengan kata-kata tidak sopan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu 14 Desember 2016.

Argo melanjutkan, Sutisna tak menghiraukan makian pelaku. Namun, kata-kata tak pantas itu kembali dilontarkan kepada Sutisna yang tengah bertugas. Merasa tak dihiraukan, Dora kembali menghardik Sutisna. Kali ini kata-katanya lebih tajam lagi.

Sutisna lantas mengambil ponsel dan memotret pelat nomor kendaraan Dora. Tindakan ini kembali memicu amarah Dora. Direbutnya ponsel milik Sutisna.

"Setelah itu dia bilang, 'Saya ini orang Mahkamah Agung, handphone kamu saya sita, nanti kamu ambil di Mahkamah Agung'. Saya bilang, 'Saya enggak perlu ngambil ke Mahkamah Agung. Kalau ibu mau silakan ambil handphone saya, lah wong handphone saya jelek'," cerita Sutisna.

Sutisna juga meminta klarifikasi atas maksud perbuatan Dora. Sebab, Sutisna merasa tak mengenal Dora dan tak tahu-menahu apa penyebab wanita itu memaki-maki dirinya saat tengah bertugas.

Namun upaya Sutisna memperoleh penjelasan tak berhasil. Dora justru kembali masuk ke dalam mobilnya. Sejurus kemudian, Sutisna mengambil kunci mobil Dora dengan harapan pelaku bersedia memberikan alasannya memaki petugas.

Bukannya meminta maaf, Dora malah memukul Sutisna dan dan menarik-narik seragamnya. Sutisna pun melaporkan aksi Dora ini ke Polres Jakarta Timur.

Kasus ini pun langsung menghebohkan jagad maya Indonesia. Sebagian besar mengecam aksi Dora tersebut dan bersimpati pada kesabaran Sutisna menghadapi kemarahan Dora.

Rasa simpati mengalir deras untuk Sutisna. Salah satunya dari Institusi Sutisna dan Kedutaan Besar Arab Saudi. Polda Metro Jaya menganugerahkan penghargaan kepada Sutisna atas kesabarannya menghadapi amukan pengendara, sementara Kedubes Arab Saudi menghadiahi haji gratis.

Sementara Dora, setelah dikecam akhirnya meminta maaf kepada Sutisna. Keduanya pun saling memaafkan. Sutisna juga akhirnya mencabut laporannya, dan Dora pun terbebas dari ancaman hukuman.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya