Dalami Kondisi Kapal, KNKT Kejar Pemilik KM Zahro Expres

Aldrin mengatakan, pihaknya telah mendatangi tempat produksi KM Zahro Expres yang berada di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 02 Jan 2017, 19:43 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2017, 19:43 WIB
20170101-Kapal Wisata Zahro Express Terbakar di Muara Angke-Jakarta
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah dari atas kapal Zahro Express yang terbakar, di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Minggu (1/1). Kebakaran kapal penumpang di perairan Pulau Untung Jawa itu diduga berawal dari mesin kapal. (REUTERS/Darren Whiteside)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) kini tengah mencari tahu terkait perusahaan dari pemilik KM Zahro Expres yang terbakar saat dalam perjalanan menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Sebab, keterangan dari pihak terkait diperlukan guna proses investigasi lanjutan.

"Perusahaan pemilik kapal belum diketahui. Kita sedang telusuri. Tim sudah bergerak," tutur Ketua Tim Investigasi Pelayaran Zahro Expres Captain Aldrin Dalimunte di Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Senin (2/1/2017)

Aldrin mengatakan, pihaknya telah mendatangi tempat produksi kapal tersebut yang berada di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Survei investigasi juga dilakukan untuk menganalisis kasus tersebut dengan menggunakan kapal pembanding.

Kapal itu sendiri diketahui memiliki kabin tertutup dengan material kayu yang dilapisi serat fiber. Kabin dibangun dengan struktur dan kondisi tersebut agar penggunaan fasilitas AC bisa lebih maksimal.

Aldrin melanjutkan, kapal tersebut mampu mengangkut sekitar 250 penumpang dan bergerak menggunakan satu mesin kapal merek Nissan dengan kekuatan 500 Mph. Untuk satu kali perjalanan pulang-pergi antarpulau, minimal mesin harus mendapat pasokan 300 liter solar.

"Kapal bermesin satu seperti ini jika terjadi kerusakan mesin, sudah dia tidak bisa kemana-mana. Harus ditarik kapal lain," jelas dia.

KM Zahro Expres juga diketahui hanya memiliki dua akses pintu pada bagian depan dan belakang. Kondisi itu diduga menyebabkan penumpang kesulitan mencari jalur evakuasi saat terjadi kecelakaan seperti kebakaran.

"Kami identifikasi fiber dan kayunya. Nanti juga ada yang lain kita periksa. Api merembet dengan cepet," pungkas Aldrin.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya