Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Investigasi Pelayaran Kapal Motor Zahro Exspres KNKT, Kapten Aldrin Dalimunte mengatakan, penyelidikan terbakarnya kapal Zahro Exspres secara keseluruhan akan menghabiskan waktu hingga tiga bulan. Tentunya itu mencakup data valid mulai dari asal mula api juga jumlah pasti korban.
"Kira-kira dua sampai tiga bulan sudah menyimpulkan secara keseluruhan," tutur Aldrin di Pelabuhan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Selasa (2/1/2017).
Data sementara yang didapat saat ini, kapal Zahro sendiri memiliki alat penyelamatan yang lengkap. Hanya saja, akses keluar masuk ruangan di kabin kapal memang terbatas disebabkan ruangan ber-AC.
Advertisement
"Alat keselamatan lengkap berdasarkan data. Tapi akses keluar yang minim," jelas dia.
Sebab itu, upaya penyelamatan penumpang saat terjadi kebakaran pada 1 Januari 2017 kemarin menjadi tidak maksimal. Penumpang terhambat keluar karena pintu hanya muat satu orang sehingga berdesak-desakan.
"Kapal Zahro ini memiliki kabin yang tertutup dan kedap udara dari luar. Sebab menggunakan AC. Sementara, melihat di sini (kapal lainnya) tidak gunakan AC. Makanya kita ketahui kemarin saat kejadian kebakaran di Kapal Zahro Expres, penumpang itu berdesak-desakan di pintu bagian depan karena di bagian belakang kapal itu api sudah muncul membesar, " ujar dia.
"Jadi pintu keluar di kapal itu hanya di pintu bagian depan dan belakang. Akan tetapi ya, bisa dilihat kapal-kapal ini semua banyak pintunya. Itu artinya, banyak pintu untuk melakukan embarkasi seperti itu. Terserah penumpangnya kan mau lewat mana. Kalau di Zahro itu minim," Aldrin menandaskan.