Syarat Panglima TNI Perbaiki Pelatihan Bahasa dengan Australia

Gatot mengatakan, kerja sama pelatihan bahasa dengan Australia memang sudah lama dijalankan. Hanya saja baru diperbaharui Oktober 2016.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 06 Jan 2017, 07:26 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 07:26 WIB

Liputan6.com, Jakarta Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan mengevaluasi kerja sama militer dengan Australia terkait pelatihan bahasa. Perbaikan kerja sama akan dilakukan setelah investigasi yang dilakukan Australia membuahkan hasil.

"Tergantung hasil investigasinya gimana. Baru nanti kita bicarakan lagi dengan Australia," kata Gatot di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 5 Januari 2017.

Gatot mengatakan, Panglima Angkatan Bersenjata Australia Marsekal Mark Binskin memang sudah mengirim surat permintaan maaf. Dalam surat itu juga dijelaskan beberapa langkah yang dilakukan Australia setelah kejadian ini. Karena itu, Gatot memilih menunggu hasil investigasi.

"Sekarang gini aja tidak usah saya sampaikan, tapi saya menerima surat dari Marsekal Mark Binskin bahwa satu meminta maaf atas kejadian tersebut, kedua akan memperbaiki kurikulum, ketiga akan melakukan investigasi, keempat mengirimkan kepala staf angkatan darat mereka menghadap KSAD, dan saya memyampaikan permohonan maaf," lanjut Gatot.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini kemudian berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri. Gatot lalu menulis surat balasan kepada Australia.

"Saya koordinasi dengan Kemenlu saya buat surat terima kasih atas niat baik tersebut. Saya mohon adakan tim investigasi dahulu, enggak mengirim chief army-nya dulu baru nanti kita bicarakan," imbuh Gatot.

Pria yang pernah menjabat sebagai Pangkostrad ini mengatakan, kerja sama ini memang sudah lama dijalankan. Hanya saja baru diperbaharui Oktober 2016 lalu saat dia ke Australia.

"Yang sekarang ini baru bulan Oktober dikirimkan. Tentara mereka juga ada yang belajar di sini. Ya kita tunggu hasil investigasi nantinya," pungkas Gatot.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya