Wiranto: Penghentian Kerja Sama dengan Australia Hanya Sementara

Wiranto meyakini Australia akan tetap berkomitmen membangun kerja sama yang kuat dan produktif dengan Indonesia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 05 Jan 2017, 20:38 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 20:38 WIB
20161124-Menkopolhukam-Wiranto-Berikan-Penjelasan-Terkait-Saber-Pungli-Jakarta-FF
Menkopolhukam Wiranto memberikan penjelasan dalam Konferensi pers Saber Pungli di Media Center Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (24/11). Wiranto menegaskan, pemerintah sangat serius menangani pemberantasan pungli. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Wiranto menegaskan, kerja sama Indonesia dan Australia terkait pelatihan bahasa untuk pasukan khusus dihentikan sementara. Langkah ini menyusul adanya sikap tak patut yang diperlihatkan oleh personel militer negara itu.

"Penghentian kerja sama itu hanya bersifat sementara dan akan dilanjutkan kembali tatkala pihak Australia sudah nyata-nyata melakukan langkah-langkah penyelesaian dari kasus tersebut," kata Wiranto di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Setelah permasalahan ini muncul, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu langsung menghubungi Menteri Pertahanan Australia guna membahas permasalahan ini. Dari komunikasi itu diketahui, Australia sudah menginvestigasi kasus ini.

"Dengan demikian Australia sudah mengambil langkah-langkah seperti itu dan mengharapkan segera ada pertemuan antara Panglima TNI dan Panglima ADF untuk dilakukan sesegera mungkin," papar Wiranto.

Mantan Menhankam Pangab itu juga meyakini Australia akan tetap berkomitmen membangun kerja sama yang kuat dan produktif dengan Indonesia. Hubungan baik kedua negara juga akan tetap dijaga.

"Tetap menjaga sikap saling percaya dan bersahabat antara kedua negara dan itu disampaikan langsung oleh Menteri Pertahanan Australia," pungkas Wiranto.

Menunggu Hasil Investigasi

Sebelumnya, ‎Panglima TNI Gatot Nurmantyo sudah mengirimkan surat penghentian sementara kerja sama pertahanan dengan Australia. Keputusan ini juga sudah dilaporkan ke Presiden Jokowi.

Dia menjelaskan, ‎banyak hal yang dialami pasukan khusus yang dikirim Indonesia untuk mengajar prajurit Australia. Di antaranya mendiskreditkan Indonesia, termasuk ideologi Pancasila.

Yang paling menyakitkan, menurut Gatot, saat diajarkan Bahasa Indonesia, prajurit Australia memplesetkan Pancasila menjadi Pancagila. Padahal, TNI selama ini dididik untuk menjunjung tinggi ideologi negara yaitu Pancasila.

Untuk menindaklanjuti hal itu, militer Australia berjanji akan menggelar investigasi dan telah menghentikan kurikulum yang mendiskreditkan Indonesia.

"‎Pendidikan ini diberhentikan dulu. Yang lain kita evaluasi lagi. Saya tidak akan ke Australia, kemudian menunggu dari hasil investigasi. Semuanya kita evaluasi lagi," papar Gatot.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya