Jokowi: Berita Hasutan Berpotensi Picu Perpecahan

Jokowi mengatakan, teknologi saat ini sudah maju. Masyarakat mudah menerima informasi hanya melalui gadget.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 09 Jan 2017, 08:07 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2017, 08:07 WIB
Presiden Jokowi
Presiden RI, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Pekalongan - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, saat ini jika media sosial sedang diserbu oleh berita-berita hasutan dan bohong atau hoax. Karena itu, dia meminta masyarakat menyaring informasi yang mereka dapat.

"Saya selalu memberikan pesan-pesan itu, karena saat ini medsos kita sedang diserbu oleh berita-berita bohong banyak. Dan juga banyak berita yang berisi hasutan, iya kan?" kata Jokowi usai menghadiri acara peringatan Maulid Nabi SAW di Kansus Habil Luthfi di Pekalongan, Jawa Tengah, pada Minggu, 8 Januari 2017.

Banyaknya pemberitaan bohong dan hasutan di medsos, kata Jokowi, harus diluruskan agar tidak menimbulkan kegaduhan ataupun pandangan yang tidak baik di masyarakat.

"Siapa yang harus melakukan konter masyarakat terkait pemberitaan bohong dan tidak baik di medsos itu. Masyarakat sendirilah yang harus melakukannya," dia menambahkan.

Dalam kunjungannya di dua pondok pesantren di Pekalongan, Jawa Tengah, mantan Wali Kota Solo ini menyampaikan kepada para ulama dan santri agar memberikan ajaran yang baik.

"Oleh karena itu di setiap ponpes saya sampaikan agar para ulama kiai dan santrinya turut memberikan syiar-syiar yang baik, ajaran ajaran yang baik, nilai-nilai yang baik, nilai budi pekerti baik, nilai kesantunan baik, nilai kesopanan baik," kata dia.

Menurut dia, jika ada ujaran kebencian maka harus dikonter dengan nilai kesantunan. Selain itu, hasutan juga bisa dikonter dengan nilai budi pekerti baik.

"Makanya jangan sampai terbawa dengan berita bohong atau hasutan ujaran kebencian itu. Terus dikonter dengan kebaikan sehingga yang baik akan mendominasi," ungkap Jokowi.

Jokowi juga menyatakan adanya bahaya yang mengancam keutuhan negara melalui serangan berita di medsos.

"Saya peringatkan masyarakat agar memfilter seluruh berita dari medsos, terutama yang berisi hasutan atau berita ujaran kebencian karena hal itu berpotensi memicu terjadinya perpecahan antarsuku maupun etnis," kata dia.

Presiden juga berharap, agar kemajuan teknologi yang saat ini semakin pesat bisa digunakan masyarakat untuk hal-hal yang positif. Sebab, dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini segala informasi bisa dengan mudah didapat masyarakat.

"Teknologi saat ini sudah maju sekali, masyarakat mudah menerima informasi hanya melalui gadget. Sehingga diperlukan kearifan oleh masyarakat dalam menilai sebuah berita," kata dia.

Dia juga meminta seluruh ulama dan santri saling bahu membahu menjaga keutuhan NKRI sehingga Indonesia bisa menjadi negara paling kuat di dunia.

"Karena keamanan negara Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab TNI, Polri saja. Tapi juga tanggung jawab bersama dan santri juga sangat erat hubungannya untuk kemajuan bangsa," Jokowi menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya