Polri Minta Unjuk Rasa 11 Februari Tidak Bernuansa Politik

Sabtu, 11 Februari 2017 merupakan hari terakhir kampanye para pasangan calon.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Feb 2017, 14:41 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 14:41 WIB
20161126-Rush-Money-Jakarta-Boy-Rafli-Amar-AY
Irjen Boy Rafli Amar memberi keterangan terkait pelaku penyebar isu Rush Money di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (26/11).Tersangka adalah seorang guru SMK di Pluit, Jakarta Utara, berinisial AR alias Abu Uwais berusia 31 tahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kelompok massa diperkirakan bakal kembali menggelar unjuk rasa pada Sabtu 11 Januari 2017. Polri meminta para demonstran tidak menyelipkan agenda politik dalam aksi tersebut.

"Kami berharap tidak dilaksanakan apabila itu ada nuansa atau muatan politik," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Boy mengatakan pada Sabtu 11 Februari 2017 mendatang merupakan hari terakhir kampanye para pasangan calon. Oleh karena itu, ia meminta para pengunjuk rasa juga menghormati para pasangan calon yang masih berkampanye, yaitu dengan tidak membawa agenda politik saat berdemonstrasi.

"Jadi kalau ibadah silakan, dilaksanakan tapi kalau ada agenda politik mohon tidak dilaksakan karena ini berbenturan. Silakan ikut agenda pilkada yang diatur KPU," ucap dia.

Meski demikian, Boy mengaku pihak Polda Metro Jaya sudah menerima surat pemberitahuan adanya aksi pada 11 Februari 2017 mendatang.

"Kami sudah dapatkan informasi. Sudah ada yg menyampaikan info itu pada pihak Polda Metro Jaya," ujar Boy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya