Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang bersorak di Rumah Lembang usai menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada DKI 2017. Keriuhan bertambah ketika mengetahui hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei.
"Dua, dua, dua," teriak pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat di halaman Rumah Lembang, Jakarta, Rabu (15/2/2017).
Advertisement
Baca Juga
Demikian pula dengan para pendukung Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Mereka meluapkan kegembiraannya di Posko Pemenangan Anies-Sandi di Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat saat melihat hasil quick count.
Ya, hasil akhir quick count dari dua lembaga survei Saiful Mujani Reseach and Consulting (SMRC) dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Pilkada DKI 2017 menunjukkan pasangan calon (paslon) nomor 2 serta 3 itu maju ke putaran kedua.
Aturan pilkada untuk DKI memang berbeda. Untuk bisa dinyatakan menang, pasangan calon harus mendapat suara lebih dari 50 persen. Jika tidak, harus ada pemungutan suara kedua.
Ini sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum RI (PKPU) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota di Aceh, Jakarta, Papua, dan Papua Barat.
Hasil akhir quick count SMRC, Ahok - Djarot mendapat suara 43,1 persen, sedangkan Anies - Sandi memperoleh 40,2 persen.
Hitung cepat LSI Denny JA menunjukkan Ahok - Djarot unggul dengan total perolehan suara 43,22 persen. Lalu, disusul dengan paslon nomor urut 3 Anies-Sandi dengan perbedaan yang cukup tipis, yaitu 39,91 persen.
Sementara, pasangan Agus Yudhoyono - Sylviana Murni berada di posisi bontot dalam Pilkada DKI 2017. Pasangan nomor urut 1 itu mendapat suara 16,7 persen suara dalam hitung cepat SMRC, sedang LSI Denny JA 16,87 persen.
Pilkada, Antasari dan Agus-Sylvi
Pasangan nomor urut 1 Agus - Sylvi memperoleh suara di bawah 20 persen dalam quick count berbagai lembaga survei hasil Pilkada DKI Jakarta. Perolehan suara itu jauh dari nilai yang diungkap dalam riset sebelum pilkada digelar.
Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, penurunan itu disebabkan adanya serangan dari Antasari Azhar terhadap SBY sehari jelang pencoblosan. Antasari menuduh SBY sebagai aktor di balik layar dirinya mendekam di penjara selama 8 tahun.
"Perolehan suara AHY yang di bawah ambang atas berdasarkan riset LSI disebabkan Antasari yang menuduh SBY sebagai inisiator kriminalisasi dirinya yang diberitakan satu hari sebelum Pilkada DKI 2017," ujar Peneliti LSI Ade Mulyono di Gedung LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (15/02/2017).
Meski SBY telah menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi pernyataan Antasari Azhar, namun hal itu tidak berimbas terhadap elektoral Agus.
Tak hanya itu, lanjut Ade, segmen pemilih Agus yang mayoritas menengah ke bawah juga menjadi alasan mengapa anak sulung dari SBY ini bisa kalah telak pada Pilkada ini.
"Pendukung (Agus-Sylvi) banyak yang golput karena mayoritas pendukungnya menengah ke bawah. Alasannya mereka bekerja jadi buruh harian sehingga masih mementingkan pekerjaan dibanding Pilkada dan kesadaran politik masyarakat ke bawah yang rendah karena mengutamakan kebutuhan dasar," papar Ade.
Dari 80 persen data yang masuk ke LSI pada pukul 15,43 WIB, pasangan nomor urut satu Agus Yudhoyono-Sylviana Murni meraih suara 16,66 persen, sedangkan pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat meraih 43,68 persen suara.
Sementara Paslon nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dari hitung cepat LSI meraih suara 39,67.
Pilkada DKI 2017 diikuti tiga pasangan calon, yakni nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta Sylviana Murni irit bicara saat diminta tanggapan soal hasil perhitungan cepat sejumlah lembaga survei.
"Ada waktunya," ucap Sylvi singkat seraya memasuki mobilnya dan pergi begitu saja, di Wisma Proklamasi Jakarta, Rabu (15/2/2017).
Advertisement
Jakarta Aman
Pilkada DKI 2017 diwarnai sejumlah dugaan kecurangan. Salah satunya dugaan kurangnya surat suara. Namun, Polda Metro Jaya menyatakan penyelenggaraan pilkada di Ibu Kota aman untuk sementara ini.
Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menyatakan Pilkada DKI 2017, sementara ini kondusif setelah memantau langsung ke lapangan.
"Alhamdulillah pencoblosan surat suara berjalan lancar. Kemudian setelah itu kita memonitor penghitungan suara sampai jam 15.00 WIB selesai," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/2/2017).
Iriawan bersama Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana sempat memantau situasi Jakarta melalui darat dan udara selama pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara sementara Pilkada DKI 2017.
"Dan situasi berjalan normal, lancar. Artinya kegiatan masyarakat berjalan seperti biasa. Sampai sore ini situasi Jakarta Raya dan sekitarnya dalam keadaan aman dan kondusif," imbuh dia.
Mantan Kapolda Jawa Barat ini menuturkan, surat suara Pilkada DKI 2017 di berbagai TPS di seluruh Jakarta sudah mulai digeser ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sejak pukul 18.10 WIB. Proses perpindahan ini mendapatkan pengawalan dari petugas gabungan Polri-TNI.
Iriawan mengatakan, sejauh ini proses perhitungan suara masih bersifat sementara dan baru resmi nanti di KPUD DKI. Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat bersabar dan tetap menjaga keamanan dan ketertiban hingga pengumuman resmi dari KPUD DKI.
"Tentunya Penghitungan suara masih berlangsung, namun demikian beberapa media sudah menyampaikan beberapa hasil yang ada (quick count). Kami mengimbau bahwa perhitungan suara yang resmi dilakukan oleh KPU," kata Iriawan.
"Oleh sebab itu, kita tunggu perhitungan suara (Pilkada DKI 2017) yang resmi dari KPU nanti," sambung dia.
Â
Â