Ahok: Stadion BMW Nantinya Akan Jadi Markas PSSI dan Persija

Terkait lokasi Lapangan BMW yang kini menjadi tempat akhir pembangunan sampah, Ahok mengaku akan segera mengatasi masalah tersebut.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Mar 2017, 09:48 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2017, 09:48 WIB
Ahok soal stadion BMW
Ahok soal stadion BMW

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, akan melanjutkan pembangunan Stadion Bersih, Manusiawi, Wibawa (BMW) di kawasan Sunter Agung, Jakarta Utara. Dia pun menginginkan nantinya stadion tersebut akan menjadi markas Persija dan PSSI.

"Mau dilanjutkan (pembangunan stadion BMW). Itu mau dijadikan markas PSSI selain Persija nantinya," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa 28 Februari 2017.

Ahok pun menyebut Pemprov DKI Jakarta telah mendaptkan lahan sebagian dari hasil pemenangan sengketa. "Cuma kan sekarang lagi cari bangunannya bagaimana. Kan sudah menang beberapa bagian (lahan)," ujar Ahok.

Terkait lokasi Stadion BMW yang kini menjadi tempat akhir pembangunan sampah, dia mengaku akan segera mengatasi masalah tersebut.

"Gampang ngatasinnya. Nanti kan mau ada ITF (Intermediete Treatment Facility) juga ada di situ. Pengolahan mesin juga ada di situ," jelas Ahok.

Sebelumnya, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menuturkan, akan mengeksekusi lahan tersebut secepatnya, sebab sudah menjadi biasa bagi warga jika terdapat lahan kosong, akan dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah.

"Makanya tahun ini (eksekusi). Kami kemarin ketemu sama Ketum PSSI Edy Rahmayadi, saya sampaikan kalau bisa tahun ini saya katakan. Dia bilang ya sudah eksekusi saja. Ini risiko kalau ada lahan kosong dimanfaatkan untuk tempat pembuangan sampah, padahal sudah kita pagar," tutur Djarot di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa 28 Februari 2017.

Djarot pun mengatakan, sebenarnya target pembangunan stadion di Lapangan BMW telah ditargetkan sejak dua tahun lalu, namun karena adanya permasalahan sengketa maka belum terealisasi.

"Sebetulnya itu sudah dua tahun yang lalu ya, tapi karena kasus hukum kita nggak berani. Kita juga minta konsultasi sama BPK, kita masih belum berani. Kalau mendesak seperti sekarang ini ya akan kita eksekusi," tegas Djarot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya