Beginilah Konservasi Kebudayaan Jakarta

Ahok-Djarot punya perhatian khusus terhadap pengembangan seni dan budaya di Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Mar 2017, 15:25 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2017, 15:25 WIB
Beginilah Konservasi Kebudayaan Jakarta
Ahok-Djarot punya perhatian khusus terhadap pengembangan seni dan budaya di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama – Djarot Syaiful Hidayat punya perhatian khusus terhadap pengembangan seni dan budaya di Jakarta.

Ketika di Balaikota dulu misalnya, Basuki-Djarot mewajibkan para PNS untuk mengenakan seragam pakaian khas Betawi, seperti sadariyah, ujung serong, kebaya encim, atau batik Betawi setiap hari Kamis. Peraturan ini ditetapkan untuk melestarikan kebudayaan Betawi dan mempromosikan UMKM pakaian khas Betawi.

Selain itu Pemprov DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Basuki-Djarot juga menjadikan Balaikota sebagai salah satu sentra kegiatan wisata UMKM. Di masa kepemimpinan Basuki-Djarot, wisata Balaikota menyediakan tempat gratis bagi pengusaha yang bergelut di bidang kuliner, kerajinan maupun fashion yang ingin memasarkan produknya.

Nantinya Basuki-Djarot juga akan menjadikan instansi-instansi pemerintahan di tingkat kota, kecamatan, dan kelurahan sebagai tempat hiburan masyarakat dengan pengelolaan yang profesional.

Basuki-Djarot juga berencana mengembangkan RPTRA dan rusun sebagai pusat kegiatan budaya bagi warga sekitar. Melalui program ini, maka akan terasah potensi-potensi anak-anak yang memiliki bakat di bidang kesenian. Selain itu, harapannya, ada juga pendidik seni yang dapat berbagi ilmu di RPTRA.

Tidak hanya hiburan rasa lokal, Basuki-Djarot juga berencana untuk mendorong para seniman dan komunitas lokal menyelenggarakan festival bertaraf internasional.

Caranya melalui kerjasama dengan promotor festival bertaraf intenasional yang sudah berpengalaman. Dengan cara ini, Basuki-Djarot ingin menjadi Jakarta sebagai pusat kota kesenian terbesar di Asia Tenggara.

Dalam urusan pengembangan kegiatan yang sudah ada, Basuki-Djarot juga berencana meningkatkan kualitas pagelaran seni rutin di Gedung Kesenian Jakarta. Harapannya, dengan kegiatan kesenian yang berkualitas, akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Lebih jauh, Jakarta dapat memiliki pertunjukan semegah Broadway di New York.

Dengan semua program yang telah dan akan dijalankan, rasanya sulit bagi kita untuk meragukan komitmen dari Basuki-Djarot dalam mengembangkan seni dan budaya di Jakarta. Melalui berbagai program pengembangan keseniannya, saya optimis Jakarta akan menjadi kota pusat kesenian dan budaya dengan kualitas internasional.

(*)

    POPULER

    Berita Terkini Selengkapnya