Alasan Ahok Tetapkan Makam Mbah Priok sebagai Cagar Budaya DKI

Calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menitipkan makam Mbak Priok ke pelaksana tugas Gubernur DKI, Sumarsono.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Mar 2017, 08:25 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2017, 08:25 WIB
Alasan Ahok Tetapkan Makam Mbah Priok sebagai Cagar Budaya DKI
Calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menitipkan makam Mbak Priok ke pelaksana tugas Gubernur DKI, Sumarsono.

Liputan6.com, Jakarta Sesaat sebelum cuti, calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menitipkan makam Mbak Priok ke pelaksana tugas Gubernur DKI, Sumarsono, yang juga menjabat sebagai Dirjen Otonomi Daerah.

Bagi Ahok, dia sudah memutuskan menjadikan makam Mbak Priok sebagai cagar budaya DKI. Ahok menampik anggapan adanya muatan politis dalam penetapan Makam Mbah Priok menjadi cagar budaya.

“Kalau yang bermuatan politis berarti saya berusaha mendekati Mbah Priok. Berani tidak saya datang? Ga berani. Orang Satpol PP yang meninggal saja tiga kok. Perang besar begitu,” ujar Ahok beberapa waktu lalu.

Ahok mengaku tak mau ambil pusing terkait tuduhan politis penetapan cagar budaya terhadap makam tersebut. “Ada proses silakan Anda nilai. Kan kami tetapkan dilindungi. Saya tidak menetapkan sebagai cagar budaya lho, diberlakukan sebagai cagar budaya,” ucap Ahok.

Ahok mengatakan, alasan makam tersebut dijadikan seperti cagar budaya lantaran setiap pekannya puluhan ribu peziarah datang ke tempat tersebut.

“Saya tulis dilindungi dan diberlakukan seperti cagar budaya. Seperti cagar budaya dan diberlakukan cagar budaya beda tidak. Jadi sebetulnya tempat itu dikasih sertifikat atas nama Yayasan Mbah Priok,” tegas Ahok.

Ahok menceritakan semua berawal dari pertemuannya dengan Eko, seorang pengurus Makam Mbak Priok. Saat itu, Eko menemuinya di posko pemenangan Rumah Lembang, saat Ahok sedang cuti kampanye untuk Pilkada DKI.

Eko, kata Ahok, mengundangnya untuk datang ke Makam Mbah Priok dan bertemu dengan Habib Sting pada waktu subuh. Al Habib Abdullah Sting Alaydrus atau Habib Sting merupakan cucu dari Habib Hasan Bin Muhammad Al Hadad (Mbah Priok). Pertama kali Ahok mendengar hal itu, dia curiga. Ahok juga tak mengenal sosok Habib Sting yang dimaksud.

“Beliau bilang begini, ada cucu Habib Hasan minta Pak Ahok datang ziarah. Saya bilang, waduh Habib Hasan yang mana. Ternyata Mbah Priok. Saya enggak tahu Habib Hasan atau Habib Sting. Saya bilang, ngomong sama ajudan,” ujar Ahok.

Ahok mengaku curiga karena diundang ke Makam Mbak Priok oleh orang yang tidak dikenalnya. Selain itu, Ahok diundang datang pada waktu subuh. Namun, Ahok memberanikan diri untuk datang. Meski merasa sedikit takut, Ahok tetap datang dengan pikiran bahwa Habib Sting berniat baik padanya.

Ahok akhirnya datang tanpa didampingi oleh pengawalnya. Saat tiba, Ahok disambut dengan ramah oleh Habib Sting. Habib Sting langsung mengajaknya ziarah ke Makam Mbah Priok.

Usai ziarah, Ahok menyempatkan diri untuk mengelilingi Kompleks Makam Mbah Priok. Saat itu, Ahok melihat bahwa lahan Makam Mbak Priok begitu luas. Namun, tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal, belasan ribu warga datang setiap hari datang untuk berziarah.

Akhirnya Ahok berjanji, setelah cuti kampanye, dia akan menjadikan Makam Mbak Priok sebagai cagar budaya. Ahok berniat membangun sejumlah fasilitas di kompleks makam itu menjadi berstandar internasional untuk wisata religi.

“Tanah kok begitu luas, kenapa tidak dibuat parkir atau dibangun sesuatu yang baik. Habib Hasan udah ada model (pembangunannya). Saya dalam hati, kalau saya aktif lagi jadi gubernur saya akan jadikan sebagai cagar budaya,” ujar Ahok.

Kedatangan Ahok ke Makam Mbak Priok ketika itu untuk menyerahkan surat keputusan bahwa makam tersebut akan dijadikan cagar budaya.

(*)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya