Liputan6.com, Jakarta Pilkada Serentak 2018 mulai dipanaskan dari Jawa Barat. Minggu pagi kemarin, Partai Nasdem Jawa Barat mendeklarasikan dukungannya kepada Ridwan Kamil untuk maju sebagai calon Gubernur Jabar di Lapangan Monumen Bandung Lautan Api (Tegalega).
Ridwan Kamil merupakan calon pertama yang mendeklarasikan dirinya untuk maju sebagai calon pemimpin Jabar. Dia tiba di lokasi dengan menunggangi sisingaan. Wali Kota Bandung itu tiba bersama Ketua DPD Nasdem Saan Mustopa.
Baca Juga
Sambil diiringi musik tradisional, Ridwan Kamil menyapa dan menyalami para pendukungnya. Turut hadir pula di acara tersebut Ketua DPP Partai Nasdem Surya Paloh. Dengan berjalan kaki, Surya menuju acara deklarasi.
Advertisement
Momentum untuk Ridwan Kamil memang sangat tepat. Dia akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Wali Kota Bandung pada September 2018. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu pun siap naik kelas menjadi calon Gubernur Jawa Barat 2018-2023.
"Saya mendapat sebuah kepercayaan dari warga Jawa Barat yang diwakili Partai Nasdem untuk mencalonkan saya mengikuti pemilihan gubernur Jawa Barat periode 2018-2023, yang dengan niat baik akan dimenangkan dengan cara yang baik," ungkap Emil dalam sambutannya, Minggu (19/3/2017).
Dia juga menyatakan dirinya lahir dan besar dari keluarga pejuang. Dan ia sangat bangga.
"Saya datang dari keluarga pejuang. Kakek saya panglima hizbullah di Jawa Barat. Darah pejuang yang selalu di depan membela NKRI hadir dalam diri saya sehari-hari. Saya bangga lahir di tanah air ini," ujar Emil.
Menurut dia, ada dua tugas utama seorang pemimpin saat ini, yang pertama adalah membawa perubahan dari yang belum ada menjadi ada, dan kedua adalah mempercepat pembangunan yang sudah ada menjadi lebih cepat lagi.
"Harus bisa lebih cepat, bila perlu dengan melompat," ujar Emil.
Dia pun membeber sejumlah keberhasilan yang dicatatnya saat memimpin Bandung tiga tahun terakhir, termasuk mengangkat Bandung dari kota dengan raport merah menjadi kota dengan konsep smart city terbaik di Indonesia.
Selama memimpin Bandung Emil mengaku mendapat 225 penghargaan. "Man jadda wa jadda, di mana ada kemauan di situ ada jalan," ujar Emil.
Dia menambahkan, dirinya akan menjadikan birokrasi yang berpihak kepada rakyat sebagai wajah baru pemerintahan Jabar ke depannya. Langkah yang sudah dilakukan saat memimpin Bandung selama ini.
Tak lupa, Emil mengutip sebuah pantun di sela sambutan deklarasi di Lapangan Monumen Bandung Lautan Api.
"Bersakit-sakit dahulu, berenang-renang kemudian, Partai Nasdem deklarasi duluan, partai lain kenapa masih banyak pikiran," ujar Emil.
Pantun penutup sambutan pidato itu pun mendapat tepuk tangan dari kader dan simpatisan Nasdem yang hadir.
Tak lupa Emil memuji langkah politik etis partai yang dimpim Surya Paloh tersebut. "Saya didukung Nasdem tanpa mahar sepeser pun," ucap Emil.
Menurut dia ini adalah langkah maju dunia politi Indonesia. Dia berharap wajah politik Indonesia ke depan semakin santun dan jauh dari politik transaksional.
Â
Â
Kesepakatan Tanpa Mahar
Deklarasi Partai Nasdem mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur pada Pilkada Jabar 2018 bukan tanpa syarat. Ada kesepakatan antara Nasdem dengan pria yang akrab disapa Kang Emil itu sebelum deklarasi.
Ketua Umum Partai Surya Paloh mengatakan, ada tiga kesepakatan antara partainya dengan Ridwan Kamil sebelum mengusung untuk Pilkada Jabar 2018. Pertama, jika Kang Emil menang Pilkada, Provinsi Jabar harus mampu menjadi benteng Pancasila.
"Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jabar nantinya untuk mampu menjadikan Provinsi Jabar sebagai benteng Pancasila, yang tetap menjaga marwah nilai-nilai kebangsaan seutuhnya, dengan semangat menjaga nilai-nilai kemajemukan, pluralisme di tengah praktik keseharian masyarakat Jabar," ujar Surya dalam pidatonya di Lapangan Tegalega, Bandung.
Kedua, Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jabar harus lebih fokus untuk mengatur seluruh kemampuan masyarakat Jabar, dalam mangantarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jabar.
"Konsentrasi penuh ini untuk Partai Nasdem. Untuk itulah Nasdem meminta Ridwan Kamil yang sekarang belum jadi anggota partai manapaun, tidak menjadi anggota partai selama menjadi gubernur, termasuk Partai Nasdem yang mengusung dia pada Pilkada Jabar," ujar Surya.
Kesepakatan ketiga, Partai Nasdem berharap kepada Ridwan Kamil di dalam menjalankan roda pemerintahan, dapat meningkatkah hasil pembangunan. "Sehingga menimbulkan partisipasi dan rasa optimisme masyarakat Jabar yang kuat menuju Pilpres 2019, untuk mendukung balik Jokowi menjadi calon presiden," tegas Surya.
"Tiga hal inilah yang ditawarkan Partai Nasdem dengan Ridwan Kamil. Karena itulah mulai sejak hari ini rapatkan barisan kader Nasdem di Jabar. Singsingkan lengan baju dan kuatkan ikat pinggang untuk menyambut Pilkada 2018 dengan mengusung Ridwan Kamil," dia melanjutkan.
Selain itu, Surya menegaskan, deklarasi dukungan Nasdem pada Ridwan Kamil tidak menggunakan mahar. Partai Nasdem sejak awal berdiri berkomitmen menghilangkan budaya mahar.
"Selamat kepada Ridwan Kamil untuk dideklariskan diusung untuk menjadi calon gubernur Jabar pada Pilkada Jabar 2018. Insya Allah, Allah SWT meridhoi kita semua, amin," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan, partainya memiliki alasan tersendiri mengusung Ridwan Kamil.
"Pertama ingin memberikan kesempatan kepada orang asli Jawa Barat, generasi baru ini Kang Emil kan generasi muda, dan ingin mengetahui lebih dalam sosok Kang Emil ini," kata Saan kepada Liputan6.com, Rabu 15 Maret 2017.
Dia melanjutkan, alasan lainnya Nasdem memilih Ridwan Kamil karena Wali Kota Bandung itu dinilai memiliki kredibilitas dan integritas yang tinggi selama menjadi orang nomor satu di Kota Kembang.
"Iya karena juga Kang Emil suskses di Bandung, inovatif dan pluralis. Orangnya sangat pluralis," ujar Saan.
Saan pun menuturkan, Partai Nasdem mendeklarasikan dukungannya kepada Ridwan Kamil lebih dulu dibanding partai-partai lainnya karena mengingat waktu yang tidak singkat untuk memperkenalkan sang calon gubernur di seluruh wilayah Jawa Barat.
"Kan Jawa Barat selain terbesar juga menjadi masyarakatnya yang paling banyak di Indonesia, makanya kita deklarasikan dukungan lebih awal untuk memperkenalkan Kang Emil," ujar Saan.
Kan karena provinsinya terbesar makanya waktunya juga tidak singkat untuk memperkenalkan, nanti untuk komunikasi dengan partai lain biar Kang Emil membukanya," tandas dia.
Â
Â
Advertisement
Menanti Deddy dan Dedi
Â
Ridwan Kamil hanya satu nama dari sekian banyak yang digadang-gadang bakal meramaikan Pilkada Jabar 2018. Dua nama lainnya yang ramai dibicarakan adalah Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Menanggapi pendeklarasian Ridwan Kamil ini, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan fenomena tersebut sebagai hal yang wajar, terlebih dengan kondisi Jawa Barat sebagai salah satu provinsi terbesar dengan penduduk terbanyak di Indonesia.
"Biasa saja, di mana ada momentum masyarakat menentukan pemimpinnya setiap lima tahunnya, itu hal yang wajar," kata dia saat ditemui di Gedung Sate, Bandung, Minggu (19/3/2017).
Pria yang akrab disapa Demiz itu mengatakan, hal terpenting yaitu masyarakat bisa cerdas dalam menentukan pilihan serta bisa menjaga suasana aman dan damai.
"Yang penting masyarakat lebih cerdas memilihnya, juga tidak ribut enggak gaduh kaya beberapa tempat karena memang enggak ada yang istimewa," ucap Deddy.
Disinggung soal partai yang mengusungnya, Deddy menuturkan sejauh ini dirinya telah melakukan komunikasi dengan banyak partai politik.
"Komunikasi dengan partai politik terus, tinggal partainya yang memutuskan karena kan bisa terjadi perubahan dan sebagai-sebagainya," kata dia.
Karena itu, dia menganggap santai deklarasi yang dilakukan Partai Nasdem untuk mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk maju pada Pilkada Jabar 2018.
"Lihat sikap partai hari ini baru Nasdem, yang lain kan belum, baru Nasdem. Masih ada sembilan (partai) lagi, secara alami saja. Jadi enjoy saja bagaimana menjemputnya dengan baik, elegan dan penuh keberkahan jadi santai saja," ujar Deddy.
"Kita harus meraihnya dengan baik, jadi masyarakat bisa teredukasi demokrasi dengan baik sehingga bisa lebih objektif dalam memilih pemimpinnya lima tahun ke depan kaya apa. Saya menghadapinya enjoy saja," beber dia.
Hal senada juga disampaikan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang mengaku tidak menganggap Emil sebagai saingan. Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat itu menilai, semua perbuatan yang dilakukan para tokoh itu murni untuk mengabdi kepada masyarakat, bukan faktor lain.
"Jadi ini bukan persaingan individu," kata Dedi di Purwakarta, Sabtu 18 Maret 2017.
Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu menyatakan, sampai kini dia belum mendeklarasikan diri maju dalam Pilgub Jabar 2018, sehingga tidak merasa bersaing dengan siapa pun.
"Saya tidak menganggap siapa pun sebagai saingan. Apalagi saya belum menyatakan untuk mencalonkan diri," kata dia.
Menyoal Pilgub Jabar, Dedi yang dikenal sebagai budayawan Sunda itu menyerahkan keputusan terkait Pilkada Jabar 2018 kepada DPP Partai Golkar. Ia sendiri mengaku masih dalam posisi menunggu keputusan dari partai yang menaunginya tersebut.
"Kita tunggu saja keputusan DPP seperti apa, kalau saya sih sering menyampaikan, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, kehendak alam dan kedua kehendak Allah," ujar Dedi.
Persaingan antara Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil membuat Lembaga Index Politica melakukan analisis tersendiri. Direktur Eksekutif Index Politica, Denny Charter menyebut dari nama-nama yang muncul sebagai kandidat Pilkada Jabar, Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi dianggap paling banyak mengundang perhatian netizen.
"Pembicaraan terkait Pilgub Jawa Barat sudah hampir menyamai Pilgub DKI Jakarta yang sudah memasuki putaran kedua ini," ujar dia saat dihubungi, Jumat 17 Maret 2017.
Index Politica mencatat, Share of Voice Ridwan Kamil sebesar 33,74% disusul Dedi Mulyadi dengan 25,01%.
Sebaran berita di media online yang tercatat dari keduanya pun terhitung berimbang dengan angka 41,05% untuk Ridwan Kamil dan 31,83% untuk Dedi Mulyadi.
Kedua tokoh itu dinilai sukses membangun citra baik bagi daerah yang mereka pimpin. Dedi Mulyadi disebut berhasil membangun Purwakarta menjadi kabupaten artistik, sementara Ridwan Kamil disebut bisa menata Kota Bandung menjadi apik.
"Keduanya punya citra positif," jelas Denny.
Â
Â
Â