Indo Barometer: 57,8 % Responden Ingin Jokowi Nyapres di 2019

Partai politik seharusnya juga sudah mengantisipasi dinamika politik yang ada saat ini. Antisipasi juga perlu dilakukan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 22 Mar 2017, 16:29 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2017, 16:29 WIB
Gelar Sidang Kabinet, Jokowi Bahas Rencana Kerja Pemerintah 2018
Ekpresi Presiden Jokowi saat mengikuti Sidang Kabinet Paripuna di Istana, Jakarta, Rabu (2/1). Presiden meminta seluruh menteri kabinet kerja dan kepala lembaga berorientasi pada hasil, namun tetap patuh terhadap prosedur. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla sudah memasuki masa 2,5 tahun. Selama perjalanan pemerintah ini, kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dianggap masih cukup tinggi.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari‎, mengatakan dari survei yang dilakukan, masyarakat masih menaruh kepercayaan pada Jokowi-JK. Capaian dalam survei berada pada angka di atas 50 persen.

"Tingkat kepuasan pada Presiden Joko Widodo 66,4 persen; tidak puas 32 persen. Kepuasan pada Wakil Presiden Jusuf Kalla‎ 57,8 persen, tidak puas 35,8 persen," ujar Qodari di di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017).

Berdasarkan hasil survei tersebut, Jokowi dianggap punya modal besar untuk maju kembali di Pilpres 2019. Bahkan, survei menyatakan mayoritas masyarakat menginginkan Jokowi kembali menjabat sebagai Presiden di periode kedua.

"Menginginkan kembali Jokowi sebagai Presiden 2019 57,8 persen, tidak menginginkan 26,7 persen,"‎ imbuh dia.

Partai politik seharusnya juga sudah mengantisipasi dinamika politik yang ada saat ini. Antisipasi juga perlu dilakukan agar parpol tidak terlena dengan hasil survei tersebut.

"Setelah perjalanan Pak Jokowi dua tahun setengah di angka 66 persen, idealnya 2019 nanti approval rating harusnya 80 persen, kalau sampai berarti kinerjanya bagus," ucap dia.

Qodari melanjutkan, " ‎Artinya dalam waktu tersisa dua tahun ke depan, PR Jokowi masih 14  persen. Kalau dibagi dua tahun, tiap tahun harus naik 7 persen."

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya