Liputan6.com, Jakarta - Pihak kepolisian menyebut nama Mulyadi sebagai terduga teroris penyerang dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Perum Peruri, Jakarta Selatan atau persis di seberang Lapangan Bhayangkara Mabes Polri.
Namun, untuk keakuratan, polisi melakukan cek DNA. Meski demikian, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, pihaknya masih menunggu hasilnya.
"Tes DNA belum ada info kapan (selesainya). Tapi secepatnya dan ini sudah dilakukan," ucap Setyo kepada Liputan6.com, Minggu (2/7/2017).
Advertisement
Sebelumnya, dia menuturkan nama Mulyadi diduga teroris yang melakukan penyerangan. Menurut Setyo, itu baru 75 persen kebenarannya.
Polisi mengecek Kartu Tanda Penduduk (KTP) di kantung Mulyadi. Namun, muncul keraguan lantaran foto di KTP tersebut tak mirip dengan pelaku. Apalagi pelaku tidak tinggal di alamat yang tercantum.
"Tapi identitas di KTP alamatnya tidak di situ. Itu alamat kakak iparnya. Sudah ditelusuri penyidik bahwa pelaku bernama Mulyadi," jelas Setyo.
Seorang pria diduga bernama Mulyadi menyerang dua anggota Brimob bernama AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar usai salat Isya di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, Jumat 30 Juni 2017 sekitar pukul 19.40 WIB.
Mulyadi tewas ditembak petugas lantaran tidak terlihat akan menyerahkan diri usai melukai kedua anggota Brimob itu. Dalam KTP yang ditemukan, Mulyadi tercatat sebagai mahasiswa dengan alamat Pagaulan, RT 012, RW 005, Kelurahan Suka Resmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
Saksikan video menarik di bawah ini: