Pedagang Ikan Asin Sepi Pembeli Akibat Garam Mahal

Akibat langka dan mahalnya harga garam, dagangan ikan asin di sejumlah daerah kini sepi pembeli.

oleh INDOSIAR diperbarui 28 Jul 2017, 18:51 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 18:51 WIB
Mereka yang Rasakan Pahitnya Harga Garam
Tak semua menikmati manisnya harga garam yang melangit. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan ikan asin milik puluhan pedagang di Pasar Antri Baru Cimahi, merosot sejak dua pekan terakhir. Kenaikan harga garam menyusul kelangkaan garam, berdampak pada melonjaknya harga jual ikan asin. Akibatnya, jumlah pembeli ikan asin menurun drastis dan omzet para pedagang berkurang 30-50 persen.

Seperti ditayangkan Fokus Sore Indosiar, Jumat (28/7/2017), hampir seluruh jenis ikan asin di Pasar Antri Baru mengalami kenaikan harga. Harga ikan peda misalnya, naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 45 ribu per kilogram.

Makin melambungnya harga garam juga memaksa sebagian perajin ikan asin di wilayah pantura Subang, Jawa Barat, menghentikan sementara usahanya. Sedangkan para perajin yang bertahan memilih mengurangi produksi pengasinan ikan, seiring sulitnya pasokan bahan baku garam.

Lantaran harga garam di blanakan Subang menembus Rp 600 ribu per kuintal, salah seorang pedagang tetap meneruskan usaha dengan mengurangi jumlah produksi. Ia kini hanya memproduksi sekitar 50 kilogram ikan asin dari semula 200 kilogram per hari.

Kondisi hampir serupa, dirasakan salah satu rumah produksi tahu di Tanjungsari, Sumedang. Memilih bertahan, pengusaha tahu Sumedang harus mengurangi jumlah produksi sekaligus menaikkan harga jualnya guna menyiasati melonjaknya harga garam.

Sepotong tahu Sumedang kini dijual Rp 1.500 dari harga semua Rp 700. Para pengusaha yang terdampak ini berharap, pemerintah cepat menangani mahalnya harga garam agar jumlah produksi dan penjualan kembali normal.

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya