Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pondok pesantren di Rembang, Jawa Timur memiliki arsitektur unik. Pondok pesantren bernama Kauman ini bernuansa Tionghoa.
Bahkan, pos penjagaan yang terletak di jalan masuk Pondok Pesantren Kauman dibangun menyerupai kelenteng, tempat ibadah umat Konghucu.
Pos penjagaan itu didominasi warna merah dengan papan nama ponpes digantung di salah satu sisi atapnya. Tulisan Mandarin dan Arab pun menghiasi dinding pos penjagaan. Tulisan itu berisi anjuran untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga.
Advertisement
Pihak pondok pesantrenlah yang meminta agar pos penjagaan itu dibuat mirip kelenteng. "Di sini kampung pecinan, arsitek (yang membuat ponpes) saya," ujar Ketua RT, Kristianto.
Bukan hanya di pos penjagaan sebagai pintu gerbang masuk ponpes, nuansa Tionghoa juga sangat terasa di dalam pondok pesantren itu. Di dua sisi pintu masuk ponpes, ada tulisan Mandarin yang bertuliskan, "Semoga panjang umur setinggi gunung Himalaya" serta "Semoga rezeki sedalam lautan India".
Berbagai pernik kas Tionghoa menghiasi setiap sudut pondok pesantren. Pondok pesantren itu diasuh oleh KH Zaim Ahmad dan Hj Durotun Nafsah. Menurut Gus Zaim, dia kerap dianggap kafir oleh sesama ulama karena membangun pondok pesantren mirip kelenteng.
"Saya dianggap seperti kelenteng, saya bagian dari kelenteng, jadi mereka menganggap saya kafir. Tapi tidak karena itu, tapi karena memang (saya ingin) interaksi sosial makin cair, tidak ada sekat apa pun," ujar Gus Zaim.
Pondok Pesantren Kauman ini lahir tepat pada bulan Ramadan 1424 H atau 21 November 2003. Awalnya, ponpes ini hanya memiliki 3 santri putri dan 2 santri putra.
Seperti dikutip dari situs resmi Pondok Pesantren Kauman Lasem, Pondok pesantren itu diberi nama Kauman, mengingat ponpes ini merupakan satu-satunya pesantren yang ada di kawasan Kauman, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Ini sesuai dengan kebiasaan para kiai terdahulu yang memberikan nama sesuai wilayahnya.
Pesanten ini berdiri di kawasan pecinan. Dari 35 keluarga yang tinggal di kawasan itu, 100 persen orang Tionghoa. Sebanyak 80 persen adalah penganut Konghucu, sisanya Kristen dan Katolik.
Saksikan video di bawah ini:
Â