Gerhana Bulan Parsial Malam Ini Terjadi Tiap 18 Tahun

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, sekitar seperempat bagian selatan purnama akan tertutupi bayangan Bumi.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 07 Agu 2017, 13:36 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2017, 13:36 WIB
Tiga Fakta Menarik di Balik Gerhana Bulan Darah
Banyak sekali fenomena alam pada bulan yang bisa dilihat dari bumi, salah satunya adalah gerhana bulan darah.

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan parsial atau sebagian dapat disaksikan dari seluruh wilayah Indonesia, Selasa, 8 Agustus dini hari. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, sekitar seperempat bagian selatan purnama akan tertutupi bayangan Bumi.

"Gerhana bulan terjadi ketika bumi berada di tengah-tengah bulan dan matahari," kata Thomas ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (7/8/2017).

Dia menambahkan, gerhana bulan sebenarnya selalu terjadi setiap tahun. Namun memang, tidak semua wilayah bisa menyaksikan fenomena tersebut. Tergantung pada waktu kejadiannya.

"Di Indonesia, minimal gerhana bulan sekali tiap tahun," kata dia.

Untuk gerhana bulan parsial kali ini, merupakan gerhana seri Saros 119. Gerhana dengan seri yang sama akan kembali terjadi, 18 tahun mendatang atau pada 20 Agustus 2035.

"Seri Saros adalah indikasi pola gerhana yang sama. Itu berulang di suatu tempat sekitar 18,6 tahun. Tetapi setiap tahun terjadi gerhana dengan seri Saros yang berbeda-beda," jelas Thomas.

Menyaksikan gerhana bulan ini dengan mata telanjang, disebut Thomas, cukup aman. Sama dengan melihat bulan purnama.

"Melihat gerhana bulan tak perlu pakai alat. Tapi kalau mau pakai teleskop tentu lebih baik," ungkap Thomas.

 

Saksikan Video Meanrik di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya