Paus Fransiskus Meninggal, Kedubes Vatikan di Indonesia Buka Pintu untuk Bela Sungkawa Besok

Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun, sehari setelah Paskah. Kedubes Vatikan di Indonesia membuka pintu bagi masyarakat untuk menyampaikan bela sungkawa.

oleh Nanda Perdana Putra Diperbarui 21 Apr 2025, 20:31 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 20:31 WIB
Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus meninggal pada Senin Paskah, (21/4/2025) di usia 88 tahun. Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, menaikkan bendera setengah tiang. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)
Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus meninggal pada Senin Paskah, (21/4/2025) di usia 88 tahun. Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, menaikkan bendera setengah tiang. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Berita duka menyelimuti dunia. Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, pukul 07.35 waktu Vatikan. Kabar tersebut membawa duka bagi seluruh umat Katolik di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan di Indonesia pun akan membuka pintunya untuk masyarakat umum yang hendak menyampaikan bela sungkawa dan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus. Keduber Vatikan di Jakarta itu akan dibuka mulai Selasa, 22 April 2025 besok pagi. Hal itu dikonfirmasi Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo.

“Sementara itu besok pagi Kedutaan Besar Vatikan akan memulai membuka kedutaan bagi saudara-saudara kita yang ingin menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Paus,” tutur Suharyo dalam konferensi pers di Gereja Katedral Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

Bersamaan dengan terbukanya Kedubes Vatikan untuk umum, juga akan ada penyampaian pernyataan resmi terkait wafatnya Paus Fransiskus.

“Besok pagi juga Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia baru akan menyampaikan pernyataan resmi berkaitan dengan ini,” tutur Suharyo.

Sementara itu, Gereja Katedral Jakarta menjadwalkan Misa Arwah pada Kamis, 24 April 2025 sekitar pukul 18.00 WIB untuk mendoakan Paus Fransiskus.

“Dan diharapkan paroki-paroki di seluruh Keuskupan Agung Jakarta juga akan mengandakan doa-doa arwah di parokinya masing-masing,” kata Suharyo menandaskan.

 

Kepergian Paus Fransiskus: Duka Dunia

Paus Fransiskus Wafat, Umat Katolik di Dunia Berduka
Potret Paus Fransiskus terlihat saat para pengurus gereja melakukan persiapan di Katedral Jakarta di Jakarta pada 21 April 2025, menyusul meninggalnya Paus Fransiskus di Vatikan. (BAY ISMOYO/AFP)... Selengkapnya

Kabar wafatnya Paus Fransiskus disambut dengan kesedihan mendalam oleh umat Katolik di seluruh dunia. Banyak yang mengingat sosoknya yang rendah hati, peduli, dan dekat dengan rakyat. Pengabdiannya selama bertahun-tahun menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Kabar duka ini diumumkan langsung oleh Kardinal Kevin Farrell, camerlengo Vatikan. Dia menyatakan bahwa Paus Fransiskus meninggal dunia di usianya yang ke-88 tahun pada Senin, 21 April 2025 pukul 7.35 waktu setempat.

"Pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," katanya.

Kepergian Paus Fransiskus yang dikenal dengan kesederhanaan dan komitmennya pada kaum miskin ini meninggalkan duka mendalam bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia.

Pemimpin tertinggi umat Katolik ini wafat sehari setelah memimpin misa Paskah pada Minggu, 20 April 2025 waktu setempat. Meskipun kondisi kesehatannya sempat menurun beberapa bulan terakhir, dia masih sempat menyampaikan ucapan Selamat Paskah kepada umat dengan suara lemah namun penuh semangat.

 

Vatikan Siapkan Pemakaman yang Sederhana

Paus Fransiskus Wafat, Umat Katolik di Dunia Berduka
Umat berdoa di depan potret Paus Fransiskus di Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda di Hong Kong pada 21 April 2025, setelah wafatnya Paus Fransiskus di Vatikan. (Peter PARKS/AFP)... Selengkapnya

Kepemimpinan Paus Fransiskus selama 12 tahun meninggalkan warisan yang signifikan bagi Gereja Katolik. Reformasi yang ia cetuskan, fokus pada dialog antaragama, serta kepedulian terhadap lingkungan hidup, menjadi catatan penting dalam perjalanan Gereja Katolik di era modern.

Kardinal Farrell dalam pernyataannya menyampaikan, "Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita, Fransiskus. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk pelayanan kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih yang universal, khususnya demi mereka yang termiskin dan terpinggirkan."

Ungkapan duka cita mengalir dari berbagai penjuru dunia, mengenang jasa-jasa Paus Fransiskus bagi kemanusiaan.

Sebagai tanda penghormatan, Vatikan telah mengumumkan rencana pemakaman yang sederhana, sesuai dengan keinginan Paus Fransiskus sendiri. Hal ini berbeda dengan tradisi pemakaman Paus sebelumnya yang cenderung lebih megah dan melibatkan prosesi yang panjang.

Jejak Reformasi dan Kesederhanaan

Akhiri Lawatannya di Indonesia, Paus Fransiskus Bertolak Menuju Papua Nugini
Puncak lawatan Paus Fransiskus di Indonesia adalah dengan memimpin Misa Kudus di Stadion Utama dan Madya Gelora Bung Karno Jakarta pada Kamis (5/9/2024). (Tatan Syuflana/POOL/AFP)... Selengkapnya

Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin yang sederhana dan dekat dengan rakyat. Ia memilih untuk tinggal di kediaman tamu Vatikan yang lebih sederhana daripada Apartemen Kepausan.

Ia juga mengenakan cincin perak sederhana, bukan cincin emas seperti Paus sebelumnya. Pilihan-pilihan ini mencerminkan komitmennya pada kesederhanaan dan solidaritas dengan mereka yang kurang beruntung. Selama kepemimpinannya, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai reformator yang membawa angin segar dalam Gereja Katolik.

Fokus pada kaum miskin dan terpinggirkan, dialog antaragama, serta kepedulian terhadap lingkungan hidup menjadi ciri khas kepemimpinannya. Paus Fransiskus meninggalkan warisan yang menginspirasi banyak orang untuk hidup lebih sederhana dan berempati pada sesama.

Kenangan Paus Fransiskus di Indonesia

Paus Fransiskus
Paus Fransiskus bereaksi di dalam mobil saat tiba untuk memimpin misa di Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta pada 5 September 2024. (ADITYA AJI/POOL /AFP)... Selengkapnya

Paus Fransiskus pernah mengunjungi Indonesia pada September 2024. Kunjungan tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Katolik.

Salah satu kenangan yang tak terlupakan adalah penggunaan bangku kayu karya anak bangsa sebagai singgasana Paus saat memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Bangku tersebut terbuat dari anyaman rotan dan kayu jati, dengan bantalan putih dan lambang Paus di sandarannya.

Selain itu, Paus juga menggunakan kendaraan khusus buatan Indonesia saat berkeliling stadion untuk menyapa umat. Kunjungan tersebut menunjukkan perhatian Paus Fransiskus terhadap budaya dan kearifan lokal Indonesia.

Selama kunjungan di Indonesia, Paus Fransiskus juga tidak mengenakan kendaraan mewah. Dia memilih mobil Toyota Innova Zenix, kendaraan yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Paus Fransiskus juga tertangkap kamera mengenakan jam tangan murah. 

Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia 3-6 September 2024. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya