Liputan6.com, Jakarta Ada kejadian unik ketika delegasi Badan Kerja Sama (BKSP) Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) bertemu para anggota Komite Luar Negeri dan Komite Hubungan Antar-parlemen dan Diplomasi House of the Representatives Filipina, 9 Agustus 2017 lalu.
Para anggota DPR Filipina memberikan berbagai pertanyaan yang tergolong sulit dalam pertemuan tersebut, mulai dari isu terorisme, tenaga kerja, obat-obatan terlarang hingga kebijakan perikanan Indonesia. Salah seorang penanya yang cukup bersemangat adalah Aniceto “John” Bertiz III (Party List ACTS OFW) yang meminta dukungan DPD RI untuk mendorong legislasi untuk melindungi investasi perikanan Filipina di Manado dan Bitung.
Baca Juga
Kemudian setelah pertemuan selesai, Aniceto Burtiz, yang pernah menjadi Tenaga Kerja Filipina di Timur Tengah, berbincang dengan beberapa anggota delegasi BKSP DPD RI.
Advertisement
Suasananya sangat cair sampai-sampai Aniceto Burtiz membuka baju tradisional Filipina yang digunakannya dan memberikannya kepada H. Abu Bakar Jamalia, anggota DPD RI dari Jambi. Spontan, tindakan Aniceto tersebut membuat tertawa Prof Dr. Dailami Firdaus (anggota DPD RI dapil Jakarta), dr. Delis Julkarson Hehi (Sulawesi Tengah) dan Pendeta Carles Simare-mare (Papua) tertawa lebar.
“Saya terkejut, itu spontan, dia (Aniceto) membuka kemeja barong dan meminta saya memakainya,” ujar Abu Bakar Jamalia yang mewakili Provinsi Jambi di DPD RI.
Sebagai gantinya H. Abu Bakar Jamalia memberikan pecinya kepada Aniceto dan foto mereka berdua diabadikan anggota DPD RI dari NTT, Adrianus Garu.
Begitulah, dalam mengembangkan hubungan parlemen, para anggota harus mampu membangun suasana yang cair untuk membangun dialog atas berbagai isyu yang mungkin sulit untuk dibicarakan.
Delegasi BKSP DPD RI berada di Filipina dari tanggal 8-10 Agustus 2017 dan mengunjungi Senat, DPR Filipina, Asian Development Bank (ADB) dan PNA (Phillipine Nurse Association).
(*)