Ini Arti Warna dan Pola Tanda di Trotoar Jakarta

Dua tanda khusus di trotoar yaitu garis lurus dan bulat-bulat kecil mempunyai makna berbeda.

oleh Ika Defianti diperbarui 16 Agu 2017, 08:24 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2017, 08:24 WIB
20161121-Trotoar Tanah Abang Kini Bersih dan Asri-Jakarta
Seorang warga melintasi trotoar di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (21/11). Meskipun belum sepenuhnya selesai, namun trotoar yang dulu dipenuhi PKL tersebut kini telah berubah menjadi bersih dan asri. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Bina Marga Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melengkapi beberapa penanda di setiap trotoar yang dibangun. Tanda tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Beberapa tanda tersebut dapat ditemui di trotoar di kawasan Blok M seperti Jalan Melawai, Jalan Barito, Jalan Mahakam ataupun Jalan Kyai Maja, Jakarta Selatan. Seperti beton yang bentuknya menyerupai pori-pori berwarna merah.

"Itu beton penyerap air. Diharapkan air hujan di jalur pedestrian dapat terserap air," ucap Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Riri Asnita di Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2017).

Riri menjelaskan, selain itu, ada pula speed bump atau speed trap yang dibuat sejajar dengan jalan dan diberikan tanda warna merah. Dia juga menjelaskan tentang garis warna kuning untuk pengarah penyandang tunanetra atau biasa disebut tactile.

Pekerja menyelesaikan pembangunan Trotoar Ramah Disabilitas di Jalan Hidup Baru, Kalimati, Jakarta Utara, Selasa (27/12). Nantinya trotoar ini akan dibangun sepanjang 753 meter dan lebar 2,4 meter. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)

Riri menyebutkan, terdapat dua tanda khusus mereka, yaitu garis lurus dan bulat-bulat kecil yang ternyata mempunyai makna berbeda.

"Kalau yang pola lurus itu untuk jalan terus, sedangkan yang pola bulat-bulat itu untuk berhenti, berhati-hati," papar dia.

Tak hanya itu, kata dia nantinya di sekitar trotoar akan ada garis berwarna hijau untuk tanda khusus pengguna sepeda. Garis hijau itu berjarak 1,5 meter dari trotoar sebelah kanan dan kiri.

"Ini juga tidak akan mengurangi lebar trotoar. Kalau begitu malah digunakan buat parkir sembarangan angkutan," jelas Riri.

 

Pekerja menyelesaikan penataan trotoar di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (9/11). Dinas Bina Marga DKI menyatakan penataan 39 titik trotoar telah mencapai 70 persen dan ditargetkan selesai pertengahan Desember 2016. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dinas Bina Marga Pemprov DKI Jakarta membangun trotoar sepanjang 80 kilometer pada 2017. Sepanjang 24 kilometer akan dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga, sedangkan 56 kilometer oleh Suku Dinas Bina Marga setiap kota administratif.

Kepala Seksi Perencanaan Prasarana Jalan dan Untilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Riri Asnita mengatakan, beberapa jalur yang dibangun Dinas Bina Marga, yaitu kawasan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral untuk Jakarta Pusat, Jalan Mahakam, Jalan Barito, dan Jalan Kyai Maja di Jakarta Selatan. Sementara di Jakarta Timur adalah Jalan Jatinegara Timur, Jalan Jatinegara Barat, dan Jalan Bekasi Barat.

Kemudian untuk Jakarta Utara lokasinya berada di Kawasan Kota Tua dan Sunter, sedangkan Jakarta Barat di Jalan Kyai Tapa.

"Untuk tahun 2017 baru selesai 35 persen, tetapi nanti targetnya Desember selesai 80 kilometer," ujar dia.

 

Saksikan video di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya