Liputan6.com, Zurich - Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnya angkat bicara terkait krisis kemanusiaan yang terjadi di Myanmar.
Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Sabtu (9/9/2017), PBB menyatakan, apa yang terjadi di Myanmar tak bisa diabaikan terlebih dengan fakta ratusan ribu etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh pascakekejaman di Rakhine.
Dalam pantauan PBB, 270 ribu etnis Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh. Hal ini harus ditanggapi serius.
Advertisement
Sementara itu, UNHCR selaku Komisioner Tinggi PBB yang membidangi pengungsi melalui juru bicaranya Duniya Aslam Khan menyatakan, kamp pengungsian meningkat dua kali lipat dalam beberapa hari terakhir. UNHCR pun akan melakukan langkah aktif terkait apa yang terjadi di Rakhine.
Sementara Juru Bicara Unicef Marixie Mercado mengatakan, 80 persen pengungsi etnis Rohingya adalah perempuan dan anak-anak. Mereka saat ini sangat membutuhkan tempat tinggal yang aman, makanan, air, obat-obatan, serta nutrisi.
Sejumlah lembaga hak asasi manusia yang tergabung dalam Human Right Watch (HRW) menampilkan data satelit berupa gambar yang membuktikan penghancuran negara bagian Rakhine yang menjadi tempat tinggal etnis Rohingya. Dalam gambar terlihat jelas, Kota Maungdaw sebelum dan sesudah operasi militer pemerintah Myanmar.
Sementara itu, mantan uskup agung Afrika Selatan Desmond Tutu yang juga penerima nobel perdamaian mendesak Aung San Suu Kyi untuk segera bertindak. Desmond Tutu mengunggah sebuah surat dalam media sosial yang meminta Aung San Suu Kyi menghentikan kekejian di Rakhine.