Liputan6.com, Jakarta - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau masyarakat tidak perlu takut dengan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Selama negara bisa membawa kesejahteraan pada masyarakat, komunis tidak akan bangkit.
"Komunis itu terjadi kalau terjadi ketidakadilan. Kalau rakyat sejahtera, siapa yang mau komunis? China itu partainya saja komunis, rakyatnya mau gimana, komunis, mereka sudah pakai gadget semua," ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Baca Juga
Luhut mencontohkan, sekarang ini berbagai negara di dunia tengah berlomba menciptakan inovasi terbaru lewat kreasi teknologi. Ke depan, teknologi beralih ke robotik.
Advertisement
Untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi tetap stabil dengan teknologi terkini, kata Luhut, pasti ada pengurangan lapangan pekerjaan. Hal inilah yang harus diantisipasi, bukan menghabiskan energi membahas perbedaan dan komunisme.
"Enggak sudah habis energi untuk bicara perbedaan," tandas Luhut.
Saksikan video menarik berikut ini:
Tonton Film G30S/PKI
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan jajarannya dan masyarakat untuk menonton film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI. Tujuannya adalah untuk mencegah munculnya gerakan serupa.
Gatot mengatakan, pemutaran film G30S/PKI agar kekejaman komunis bisa diketahui masyarakat luas. Ia tidak sependapat jika pemutaran film itu dianggap untuk mendiskreditkan pihak tertentu.
"Sayalah yang memerintahkan jajaran dan mengimbau kepada masyarakat, untuk memutar film tersebut," tegas dia usai berziarah di Makam Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2017).
Gatot menjelaskan, dengan adanya pemutaran film yang sejatinya dilarang tayang pada 1998 itu, ia berharap generasi muda sekarang bisa mengerti. Dengan begitu, anak-anak muda kini tidak terprovokasi dengan paham komunis.
Menurut Gatot, sejarah memungkinkan akan berulang kembali. Ia mencontohkan bagaimana gerakan komunis muncul dua kali pasca-kemerdekaan, yakni PKI di Madiun pada 1948 dan berulang pada 1965.
Advertisement