Hadapi Dampak Perang Dagang, Pasar Modal Indonesia Masih Menarik?

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana menuturkan, meski Amerika Serikat (AS) menerapkan tarif impor hingga 32%, dampaknya terhadap Indonesia tidak terlalu signifikan.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 12 Apr 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 10:00 WIB
Hadapi Dampak Perang Dagang, Pasar Modal Indonesia Masih Menarik?
Di tengah ketidakpastian global akibat memanasnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, Indonesia dinilai tetap berada dalam posisi relatif tangguh. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ketidakpastian global akibat memanasnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, Indonesia dinilai tetap berada dalam posisi relatif tangguh.

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan, meski AS menerapkan tarif impor hingga 32%, dampaknya terhadap Indonesia tidak terlalu signifikan. Hal itu mengingat ekspor Indonesia ke AS hanya menyumbang 1,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), bahkan setelah dikecualikannya sejumlah produk seperti elektronik dan rubber, angkanya turun menjadi hanya 1,3%.

"Jadi ini yang kalau kita lihat dampaknya memang tidak terlalu banyak. Kemudian kalau kita lihat dari sisi dampak tarif ini, memang paling kecil dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Jadi sebenarnya memang tidak terlalu buruk," ujar Oki dalam diskusi virtual Trump Trade War: Menyelamatkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia, ditulis Sabtu (12/4/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan struktur ekonomi Indonesia yang lebih berorientasi pada pasar domestik membuat Indonesia lebih resilien dibandingkan negara lain yang lebih terbuka seperti Vietnam atau Singapura. Bahkan, menurut dia, Indonesia memiliki potensi untuk mengungguli negara-negara lain jika perang dagang mereda.

"Jadi kalau kita lihat tadi saya katakan implikasinya jika trade war ini softening Indonesia most likely akan outperform. Jadi kita sudah bisa lihat marketnya ini kita sudah cepat naik walaupun sempat turun 8 persen," kata Oki.

 

Pengaruh terhadap Pasar Modal Nasional

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Meski begitu, ia menyoroti, pasar modal Indonesia sempat mengalami koreksi sebesar 8% sejak pengumuman perang dagang, walau tetap lebih baik dibandingkan dengan pasar negara lain antara lain Vietnam, Hongkong, dan bahkan Amerika Serikat.

Risiko terbesar yang dihadapi saat ini lebih bersifat tidak langsung, seperti pelemahan harga komoditas akibat kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan global. Oki juga menyampaikan bahwa saat ini valuasi pasar modal Indonesia berada di bawah rata-rata historis. Dengan Price to Earnings (P/E) ratio hanya sekitar 9 kali dan Price to Book Value (PBV) yang juga rendah, pasar Indonesia dinilai undervalued dan menarik bagi investor jangka panjang.

"Jadi bisa kelihatan dengan standar deviasi yang sekarang itu 6% itu sangat menarik sekali. Yang kedua dari sisi earning yield juga itu di 10%," ungkapnya.

Prospek Pasar Modal RI

Optimisme Oki juga didasari pada kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia, perbaikan kebijakan fiskal, dan dukungan dari pemerintah terhadap program pembangunan.

Semua faktor ini dipandang sebagai katalis positif bagi pasar modal Indonesia ke depan. Dengan pasar yang masih undervalued dan prospek makro ekonomi domestik yang stabil, Indonesia disebut berada pada posisi yang menjanjikan untuk menarik minat investor global di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang.

"Jadi potensinya Indonesia sangat bagus dan seharusnya pasar modal kita itu sangat attractive untuk global investors," tandas Oki.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya