Mantan Wapres: Proxy War Sudah Terjadi, Tak Sadar RI Bisa Hancur

Try Sutrisno menyarankan Panglima TNI Jenderal Gatot untuk terus berhati-hati terhadap kebangkitan komunisme di Indonesia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Sep 2017, 14:57 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2017, 14:57 WIB
Try Sutrisno
Try Sutrisno (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Panglima ABRI --kini TNI-- Try Sutrisno mengungkap kebanggaannya terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal seruan menonton film G30S/PKI. Menurut Try, sudah seharusnya generasi masa kini mengenal sejarah Indonesia terdahulu.

"Saya bangga kemarin saudara Gatot memerintahkan jajarannya menonton Film G30S PKI akan diputar lagi. Bangga saya. Alasan anda supaya prajurit tahu kenyataanya tingkah laku PKI sebagai penghianat itu tidak dibuat-buat dan nyatanya disiksa jelas," kata Try di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/9/2017).

Menurut Try, ancaman PKI saat ini tidak bisa dipungkiri. Bahaya serangan ideologi komunis, nyatanya bisa menghancurkan keutuhan bangsa.

"Intinya kewaspadaan kepada PKI harus tetap ada, karena itu ideologi predator Pancasila. Saya ramalkan jatuhnya Indonesia akan menggunakan proxy war, menghancurkan lewat ideologi politik, ekonomi, budaya. Sekarang sudah terjadi, kalau tidak sadar hancur kita," tegas wakil Presiden ke-6 RI ini.

Karena itu, dia menyarankan kepada Panglima Gatot untuk terus berhati-hati. Terlebih terhadap mereka yang berdarah PKI mulai menyusup ke dalam tubuh TNI Polri lewat jalur seleksi akademi.

"Sekarang tidak mustahil anak cucu PKI akan masuk ke Akmil, itu sasaran strategis jangka panjang. Jadi saya minta jejeran intel kita, yang mau masuk Akmil atau Akpol untuk betul tahu manusia merah putih betul atau tidak," pungkas dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Masyarakat Mengerti

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan jajarannya untuk menonton film Pengkhianatan G30S/PKI. Tujuannya adalah untuk mencegah munculnya gerakan serupa.

Gatot mengatakan, pemutaran film itu agar kekejaman komunis bisa diketahui masyarakat luas. Ia tidak sependapat jika pemutaran film itu dianggap untuk mendiskreditkan pihak tertentu.

"Sayalah yang memerintahkan jajaran dan mengimbau kepada masyarakat, untuk memutar film tersebut," tegas dia usai berziarah di Makam Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (19/9/2017).

Gatot menjelaskan, dengan pemutaran film yang telah dilarang tayang pada 1998 itu, diiharapkan generasi muda sekarang bisa mengerti. Dengan begitu, anak-anak muda kini tidak terprovokasi dengan paham komunis.

"Jangan sampai peristiwa atau tragedi mengerikan itu kembali terulang pada saat ini. Kalau tidak diingatkan, orang akan lupa, tidak tahu bahwa ada gerakan-gerakan seperti itu," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya