JK Sebut Kasus Panglima TNI dengan AS Sudah Selesai

Karena itu, JK menyatakan perlu kembali membangun hubungan baik antara Indonesia dengan AS.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Okt 2017, 20:35 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 20:35 WIB
20161107---Panglima-TNI-jadi-pembicara-dalam-rapim-Ditjen-Pajak-AY2
Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberi sambutan dihadapan para peserta saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Ditjen Pajak di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Senin (7/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK kembali angkat bicara soal masalah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan Amerika Serikat pekan lalu. Menurut dia, masalah itu sudah selesai.

"Kalau saya dengar kan Amerika sudah mengaku kesalahannya bahwa itu kesalahan administrasi, juga sudah minta maaf. Saya pikir ini kesalahan komputer ini, kesalahan administrasi kan. Jadi ya sudah lah, kita juga tidak ingin bertengkar terus. yang penting Amerika sudah minta maaf," kata JK di Istana Wapres Jakarta, Kamis (26/10/2017).

Dia mengatakan, hal ini diperoleh setelah membaca surat resmi dari pihak Kedutaan Besar AS untuk Indonesia.

"Saya dikirimi itu surat kemarin. Saya baca itu resmi. Mereka mengatakan kesalahan administrasi. Tapi kan administrasinya lewat mesin semuanya. Jadi berarti kesalahan komputer," tegas JK.

Karena itu, ia menyatakan perlu kembali membangun hubungan baik. Sebab, Indonesia sudah cukup berani memprotes negara besar sekelas AS.

"Itu kalau Duta Besar orang dipanggil ke Deplu, itu artinya sudah protes. Sudah diprotes, sudah minta maaf, sudah menjelaskan kesalahannya, ya sudahlah. Mudah-mudahan lain kali tidak terjadi, walaupun kita marah juga, jengkel juga," tutur JK.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Maaf AS Mahal

Dia mengatakan, dengan kejadian itu menunjukkan bahwa Indonesia punya arti besar bagi negeri Paman Sam. Pasalnya, tak mudah bagi AS untuk meminta maaf.

"Amerika tidak mudah loh minta maaf. Ini sekalinya minta maaf karena betul-betul pangkat tertinggi yang kena gitu kan. Kalau mereka sudah minta maaf, masa kita mau tuntut apa lagi. Untuk negara besar begitu, efeknya besar bahwa mereka mengaku salah," ungkap JK.

Dia pun menilai, siapa saja bisa melakukan kesalahan. Apalagi maaf yang diberikan AS termasuk kategori yang langka.

"Lagian sudah minta maaf berkali-kali. Jadi negara sebesar Amerika itu yang agak sombong itu, minta maaf. Ya minta maaf itu agak mahal. Dan itu sudah meminta maaf, ya sudah," kata JK.

Dia pun menceritakan pernah mengalami hal serupa, dengan alasan penumpangnya tidak lolos. Hal itu dialaminya saat berada di bandara Los Angeles hendak menuju Peru.

"Terpaksa tengah malam telepon Washington, kenapa dua orang ini? Ternyata administrasi itu. Pesawat saya, saya sendiri tertahan, apa boleh buat. Sudah di pesawat pun sejam tidak bisa berangkat. Jadi komputer masuk salah, ya keluar salah. jadi seperti itu," cerita JK.

Karenanya supaya tak terulang, dia meminta AS memperbaiki sistemnya. Apalagi seperti maskapai Emirates tersebut manifesnya harus dikirim ke AS.

"Jadi mungkin masuk komputer, tiba-tiba ada Gatot yang sama, ya mungkin ada masalah, ya dikira inilah itu. Nama Muhammad, nama Gatot bermasalah di Amerika, sering salah masuk itu," tandas JK sesekali tertawa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya