Ibu Jadi Korban Ledakan Pabrik Mercon, Bocah Ini Bermimpi Aneh...

Seno mengaku sang ibu yang bernama Sani baru tiga pekan bekerja di pabrik kembang api itu.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 28 Okt 2017, 14:11 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2017, 14:11 WIB
Korban ledakan pabrik kembang api
Seno mengaku sang ibu yang bernama Sani baru tiga pekan bekerja di pabrik kembang api itu. (Liputan6.com/Devira Prastiwi)

Liputan6.com, Jakarta - Seno bersama sang ayah serta kakaknya mendatangi Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur siang ini. Dia datang dari Tangerang, Banten. Bocah berusia 10 tahun itu langsung mendatangi posko antemortem korban kebakaran gudang kembang api PT Panca Buana Cahaya.

Kedatangan Seno untuk mencari tahu keberadaan ibunya yang bekerja di pabrik petasan tersebut. Dia belum menemukan sang ibu sejak terjadi inisiden maut pada Kamis 26 Oktober pagi.

"Ke sini sama bapak, sama mpok (kakak). Dari Salembaran, Tangerang Kabupaten," ucap Seno di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017).

Seno mengaku sang ibu yang bernama Sani baru tiga pekan bekerja di pabrik kembang api. Sang ibu bekerja dengan kerabatnya di sana.

"Kalau kerja di pabrik petasan baru tiga minggu. Itu ibu enggak sendiri kerja, ibu sama mpoknya ibu saya, masuknya bareng kerja di pabrik. Belum ketemu," kata Seno.

Bocah yang masih duduk di bangku kelas 6 SD ini belum mendapat kabar keberadaan sang ibu dari pihak Rumah Sakit Polri.

"Ke sini mau tanya soal ibu, apa ada di sini, kan belum tahu kepastian di sini (RS Polri)," ucap dia.

Seno yang bersekolah tak jauh dari pabrik kembang api itu mengetahui peristiwa maut itu, saat masih berada di sekolah.

"Sekitar jam 9 atau 10, itu pas lagi di sekolah, ibu-ibu pada ngomong ada kebakaran di dekat SMP. Langsung buru-buru pulang. Pas pertama ngedenger kabar langsung panik," tutur dia.

Setelah pulang, dia melihat pabrik mercon yang tak jauh dari rumahnya.

"Pulang ke rumah dulu naruh tas, naruh sepatu, baru ke situ. Itu dari rumah ke tempat ibu kerja enggak jauh. Kelihatan asap dari rumah, sama suara ledakan kedengaran. Kan rumah enggak begitu jauh," ucap dia.

Tiba di pabrik petasan, Seno bertemu sang ayah, Joko, yang rupanya sudah datang lebih dulu, untuk mencari tahu keberadaan sang ibu.

"Bapak udah di situ. Jadi ke situ sendiri. Saya tanya bapak, Ibu bagaimana Pak? ‘Ya, masih dicari polisi’. Soalnya enggak boleh masuk," cerita bocah berkemeja Jeans itu.

Kini, Seno berharap sang ibu dapat ditemukan dengan selamat. "Ya, penginnya ibu selamat," ucap dia lirih.

Sebelum bekerja, ibunya sempat berpamitan pada Seno. Bahkan, sang ibu sempat berpesan agar menjemputnya setiap pulang kerja.

"Pas kerja di situ juga sempet ngomong ke saya. 'Seno ummi kerja di situ dulu, pulang pergi jemput umi'," kenang dia.

Tak hanya itu, Seno sempat memimpikan sang ibu. Bunga tidurnya itu menyebut hal aneh.

Dalam mimpinya itu, sang ibu masih berada di pabrik mercon itu. "Waktu pas lagi malem saya sempet mimpiin ibu masih ada di sana," Seno mengakhiri cerita.

 

 

47 Kantong Jenazah

Ledakan dan kebakaran di pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya di Kosambi, Tangerang, Banten, pada Kamis 26 Oktober lalu menelan puluhan korban jiwa.

Polisi menemukan 47 kantong jenazah di parbik mercon itu. Sementara, lebih dari 40 lainnya mengalami luka bakar dan menjalani perawatan di rumah sakit.

Hingga kini polisi masih mengidentifikasi korban tewas dalam ledakan dan kebakaran di gudang mercon itu. Polisi sulit mengenali korban meninggal akibat luka bakar.

Polisi masih menyelidiki penyebab ledakan dan kebakaran pabrik mercon ini. Polisi juga sudah memeriksa pemilik gudang kembang api itu dan beberapa saksi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya