Menko PMK Angkat Declaration On Culture Of Prevention di KTT

Declaration on Culture of Prevention yang merupakan deklarasi lintas pilar dan lintas sektor di ASEAN untuk diadopsi oleh para Kepala Negara

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 14 Nov 2017, 00:41 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 00:41 WIB
Menko PMK Angkat Declaration On Culture Of Prevention di KTT
Declaration on Culture of Prevention yang merupakan deklarasi lintas pilar dan lintas sektor di ASEAN untuk diadopsi oleh para Kepala Negara

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani yang mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-31, menyampaikan telah mengangkat ASEAN Declaration on Culture of Prevention yang merupakan deklarasi lintas pilar dan lintas sektor di ASEAN untuk diadopsi oleh para Kepala Negara ASEAN dalam KTT ASEAN ke-31.

“Deklarasi ini merupakan inisiatif pilar sosial budaya ASEAN untuk mempromosikan budaya dialog lintas agama dan lintas budaya”, ujar Menko PMK usai berbincang dengan Presiden AS Donald Trumph disela-sela KTT ASEAN yang mengundang Negara Mitra Wicara seperti Amerika Serikat.

Deklarasi Culture of Prevention ini merupakan salah satu dari 11 (sebelas) deklarasi pilar sosial budaya ASEAN di KTT ASEAN ke-31. Kegiatan kick-off dari deklarasi Culture of Prevention telah dilaksanakan di Jombang pada akhir Oktober 2017 yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI. Puan Maharani sendiri tercatat sebagai Ketua Pilar Sosial Budaya ASEAN di Indonesia.

Sidang KTT ASEAN ke-31 dibuka oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dan dihadiri oleh 10 Kepala Negara ASEAN, Kepala Negara Mitra Wicara dan Organisasi Internasional Mitra Wicara ASEAN, yaitu Amerika, Tiongkok, Jepang, Kanada, India, Korea Selatan, Uni Eropa, PBB serta Para Kepala Negara  EAS (East Asia Summit) yaitu Rusia dan Selandia Baru.

Dalam pidatonya dihadapan para Kepala Negara ASEAN, Presiden Joko Widodo menyampaikan, pada perayaan ulang tahun ASEAN yang ke-50 ini, ASEAN telah mampu menciptakan ekosistem stabilitas, perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara.

Namun, menurutnya lagi, ASEAN tidak boleh berpuas diri karena masih terdapat banyak tantangan ASEAN seperti ancaman kejahatan lintas negara seperti terorisme. ASEAN membutuhkan suatu collective leadership yang kokoh dan dapat merespon dinamika perubahan di ASEAN dengan efektif.

 

Powered By:

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya