Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mengaku tidak dapat menghubungi Setya Novanto lantaran telepon yang biasa digunakan tidak aktif. Dia pun putus komunikasi setelah KPK mendatangi rumah ketua DPR tersebut.
"Saya menghubungi tetapi telepon yang biasa dipakai itu mati," kata Idrus di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/11/2017).
Sikap Setya Novanto dianggap tidak biasa lantaran sebelumnya komunikasi tersebut berjalan lancar. Lantas apakah sikap Setya Novanto itu sebagai bagian dari ketidakpercayaannya kepada Partai Golkar?
Advertisement
"Oh enggaklah. saya kira enggak ada. Bukan memutus komunikasi," tegas Idrus.
Idrus sebelumnya mendatangi rumah Setya Novanto untuk mencari tahu keberadaan ketua DPR tersebut. Dia mengaku terakhir kali bertemu saat Setya Novanto berada di Gedung DPR, Senayan.
"Ya kemarin kan sebenarnya di kantor kan, masih di kantor dan saya pisah kemarin itu sekitar jam 2 jam 3. Setelah itu sorenya saya berangkat menghadiri peringaatan hari ultah Nasdem," ujar Idrus.
Hingga kini, Idrus mengaku belum berkomunikasi lagi dengan sang ketua umum tersebut. Begitu pun istri Setya Novanto, Deisti Tagor, yang masih mencari keberadaaan suaminya itu.
"Tadi malam itu, Mbak Deisti telepon sama saya dan bahkan menanyakan posisi Setya Novanto di mana, dan saya katakan saya tidak tahu," ungkap Idrus.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Surat Penangkapan Setya Novanto
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Ketua DPR Setya Novanto. Sejumlah penyidik langsung mendatangi kediaman tersangka kasus korupsi megaproyek e-KTP itu di Jalan Wijaya Nomor 19, Jakarta Selatan, Rabu 15 November malam.
"KPK menerbitkan surat perintah penangkapan bagi SN," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kamis (16/11/2017) dini hari.
Para penyidik KPK tiba di rumah Novanto sekitar pukul 21.38 WIB. Namun, mereka tidak menemukan keberadaan Setya Novanto di kediamannya.
"Sampai dengan tengah malam ini tim masih di lapangan, pencarian masih dilakukan," kata Febri.
Jika Setya Novanto tak kunjung ditemukan, KPK akan mempertimbangkan untuk menerbitkan surat daftar pencarian orang (DPO).
Advertisement