Airlangga Diminta Jaga Keselarasan Politik Bila Jadi Ketum Golkar

Airlangga diminta agar tak terlalu dekat dengan JK untuk menjaga hubungan dengan semua pihak.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 08 Des 2017, 22:38 WIB
Diterbitkan 08 Des 2017, 22:38 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta - Dukungan terhadap Airlangga Hartarto untuk menggantikan Setya Novanto terus mengalir. Bahkan Menteri Perindustrian itu diprediksi akan mudah melenggang menjadi ketua umum Partai Golkar.

Namun begitu, kedekatan Airlangga dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai dapat memunculkan persoalan dalam hubungannya dengan Presiden Joko Widodo. Ini lantaran Jokowi dinilai membutuhkan Partai Golkar dalam mengamankan pencalonannya pada Pilpres 2019.

“Terutama dukungan Golkar di parlemen sangat penting, agar tidak terjadi seperti di awal-awal 2014, di mana Golkar justru memimpin oposisi pada saat itu. Yang terjadi kan kegaduhan,” ujar Pengamat politik Indonesia Public Institute Karyono Wibowo di Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Karyono menambahkan, Airlangga tentu membutuhkan dukungan JK. Sebab, jika Airlangga tak merangkul dan melibatkan JK, akan sangat sulit baginya untuk memenangi pemilihan Ketua Umum Golkar pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang rencananya digelar Desember tahun ini.

“Karena bagaimana pun JK cukup berpengaruh di Golkar hari ini. Dia wapres dan mantan ketum Golkar, serta punya kekuatan logistik yang kuat. Sementara pihak lain seperti ARB (Aburizal Bakrie) pengaruhnya makin lemah,” ujar Karyono.

Hanya saja, Karyono mengingatkan Airlangga agar tak terlalu dekat dengan JK untuk menjaga hubungan dengan semua pihak. “Memang pengaruh JK terhadap Airlangga jangan terlalu dominan sehingga banyak yang mungkin merasa tak nyaman,” sebut dia.

 

Tidak Bolek Dikendalikan Seorang

Menurut Karyono, justru yang perlu dilakukan Airlangga adalah menjaga keseimbangan politik. Dengan demikian, tak ada pihak yang dominan memengaruhi Airlangga jika kelak memimpin Golkar.

“Artinya dia tak boleh dikendalikan oleh satu orang. Yang paling penting dia harus tetap memastikan hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pak Jokowi,” ucap dia.

Selain itu, ia juga mengingatkan Airlangga akan kepercayaan dari Presiden Jokowi sehingga politikus putra menteri perindustrian era Orde Baru, Hartarto itu tetap berada di kabinet. “Keberadaan dia di kabinet hari ini adalah bentuk kepercayaan Pak Jokowi. Saya kira itu perlu dijaga,” kata Karyono.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya