Tak Unggah Video Rapat, Sandiaga Bantah Anti-Kritik

Pemprov DKI Jakarta berhenti mengunggah video rapat. Wakil Gubernur DKI, unggahan video lebih banyak mendatangkan mudarat.

oleh Anendya Niervana diperbarui 12 Des 2017, 12:34 WIB
Diterbitkan 12 Des 2017, 12:34 WIB
Sandiaga Uno melayani wawancara di mimbar
Sandiaga Uno melayani wawancara di mimbar (Liputan6.com/ Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Pemprov DKI Jakarta berhenti mengunggah video rapat DKI di akun resmi layanan video streaming milik Pemprov. Menurut Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, unggahan video lebih banyak mendatangkan mudarat daripada manfaatnya.

Meski demikian, Sandi menolak keputusan itu diambil karena ia anti-kritik.

“Enggak sama sekali (anti-kritik) saya terbuka banget dikritik,” kata Sandi di Balai Kota Jakarta, Selasa (12/12/2017).

Keterbukaan itu, menurut dia, sudah dilakukan sejak masa kampanye Pilkada DKI 2017. Saat itu, Sandi mengklaim juga tidak pernah menolak kritik yang dialamatkan padanya.

Yang jelas, ada aturan yang mengharuskan video rapat Pemprov DKI diunggah maksimal tiga hari setelah pengambilan gambar. Aturan itu berupa Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 159 Tahun 2016 tentang Penayangan Rapat Pimpinan dan Rapat Kedinasan Pengambilan Keputusan Terkait Pelaksanaan Kebijakan pada Media Berbagi Video.

Pergub tersebut ditandatangani mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 16 Agustus 2016. Pada Pasal 2 poin kedua, tertulis tujuan penayangan video untuk menjamin hak warga agar bisa mengetahui proses kebijakan publik, pengambilan keputusan, dan alasannya.

Tapi Sandi mengaku keputusannya tidak melanggar aturan. "Setahu kita sih enggak ada yang kita langgar ketentuan. Kalau ada juga udah pada berteriak pasti. Tapi tolong dilihat lagi. Tapi kalau ada, kasih masukan kepada kita, kita cek pergubnya. Nothing to hide," pungkas Sandi.

 

Salahkan Komunitas Pohon

Dalam kesempatan lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga mengundang polemik lain. Ia mengatakan, penyebab pohon tumbang karena ada sejumlah pihak yang menentang penebangan pohon.

"Ya kalau pohon tumbang itu topping off. Kalau misal agak dimakan umur, yang ada rayap segala macam di-chop. Problemnya kemarin ini kita banyak resistensi dari komunitas yang menginginkan pohon-pohon lebih baik diselamatkan," kata Sandiaga di Balai Kota, Senin 11 Desember 2017.

Hal itu ia sampaikan menyusul hujan deras dan angin kencang melanda Ibu Kota pada Senin siang tadi. Akibatnya, beberapa titik di Jakarta banjir dan pohon tumbang.

Cuaca saat ini, kata Sandi, tidak memungkinkan pohon-pohon yang berpotensi tumbang untuk diselamatkan.

"Tapi dengan cuaca sekarang ini kita enggak bisa lagi, karena bisa membahayakan orang lain," kata dia.

Sandi berharap komunitas pencinta pohon untuk memberikan pengertian terkait keselamatan pohon.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya