'Serangan' Gempa di Pulau Jawa

Panik, warga di Pangandaran, Jawa Barat berhamburan ke luar rumah, Jumat 15 Desember malam. Mereka berlari untuk menyelamatkan diri.

oleh Devira PrastiwiPutu Merta Surya PutraRita AyuningtyasJayadi Supriadin diperbarui 17 Des 2017, 00:01 WIB
Diterbitkan 17 Des 2017, 00:01 WIB
Gempa Pulau Jawa
Sejumlah warga mengendarai motor mengungsi ke tempat yang lebih tinggi menyusul terjadinya gempa di Cilacap, Jawa Tengah (16/12). Gempa kuat yang mengguncang Pulau Jawa memicu peringatan akan terjadinya tsunami. (AP Photo / Wagino)

Liputan6.com, Jakarta - Panik, warga di Pangandaran, Jawa Barat berhamburan ke luar rumah, Jumat 15 Desember 2017 malam. Mereka berbondong-bondong lari untuk menyelamatkan diri, menghindar dari pantai.

Malam itu, pukul 23.47 WIB, gempa berkekuatan 6,9 skala richter terjadi di laut Jawa Barat memicu sirene tsunami meraung-raung. Beberapa saat kemudian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peringatan tsunami.

Warga Garut selatan pun berhamburan menuju tempat yang lebih tinggi.

Pengamatan Liputan6.com, kencangnya guncangan gempa sempat membuat perabotan rumah tangga yang ada dalam rumah bergoyang, bergeser, hingga jatuh. Tak sedikit banyak warga memilih keluar rumah meninggalkan harta bendanya.

"43 rumah rusak berat dan roboh, 65 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak ringan, dan beberapa bangunan publik mengalami kerusakan," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Sabtu 16 Desember 2017.

Gempa tersebut juga memakan korban jiwa. Catatan BNPB hingga pukul 13.30 WIB, ada 3 orang meninggal.

"Sampai dengan hari ini tercatat tiga orang meninggal dunia, yaitu dua orang akibat tertimpa tembok rumah yang roboh," ujar Sutopo.

Ilustrasi gempa garut. (Liputan6.com/Muhamad Ali)

Menurut dia, satu korban meninggal di antaranya merupakan warga di Ciamis, Jawa Barat. Lainnya, warga Pekalongan, Jawa Tengah. Kedua korban meninggal karena tertimbun tembok yang roboh akibat gempa.

"Dua korban meninggal dunia adalah Hj Dede Lutfi (62) warga Desa Gunungsahari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, dan Ibu Aminah (80), warga Sugihwaras, Kelurahan Kauman, Kota Pekalongan," kata Sutopo.

Korban ketiga, Fatimah usia 34, warga Jambon kabupaten Bantul. Pada saat gempa, dia panik, lari kemudian jatuh. Namun ketika dibawa ke rumah sakit, dia meninggal dunia.

Sementara, lanjut dia, semua korban luka akibat gempa dirujuk ke rumah sakit setempat.

Gempa Susulan dan Penyebab

Gempa Tasikmalaya ini disusul gempa-gempa berkekuatan sekitar 5 skala Richter. Sebut saja gempa di Garut dan Gorontalo pada Sabtu pagi.

Sutopo mengatakan ada 19 gempa susulan hingga Sabtu siang. Dia menilai hal itu wajar.

"Setiap terjadi gempa besar maka akan diikuti gempa-gempa kecil dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng bumi. Jadi sampai saat ini sudah terjadi 19 kali gempa susulan dan gempanya tidak merusak karena di bawah 5 SR," kata dia.

"Kemudian tadi pagi terjadi 5,4 SR sumbernya lain, dia berada di sebelah barat daya, Garut, jauh, tidak menimbulkan kerusakan bangunan di sekitar Garut, Sukabumi, Cianjur dan lainnya," lanjut dia.

Daerah Terdampak

gempa garut
Rumah warga rusak berat akibat gempa yang mengguncang Garut sejak Jumat 15 Desember 2017. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan daerah terdampak gempa yang merusak terdapat di Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, Garut, Cilacap, Kebumen, Kota Pekalongan, Banyumas, Brebes dan Banjarnegara.

Mengingat pusat gempa berada di 6 km arah tenggara Kota Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, lanjut dia, daerah yang terdampak guncangan keras dan merusak adalah di Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran dan Ciamis, Jawa Barat.

"Dampak gempa di wilayah Jawa Barat adalah 1 orang meninggal dunia, 6 orang luka-luka, 17 rumah rusak berat, 59 rumah rusak sedang, dan 10 rumah rusak ringan. Sedangkan di Jawa Tengah, 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka berat, 26 rumah rusak berat dan roboh, dan 6 rumah rusak sedang," kata Sutopo.

Beberapa rumah sakit mengalami kerusakan sehingga pasien dievakuasi ke luar rumah sakit usai gempa yang terasa sampai Jakarta itu terjadi. Bangunan RSUD Banyumas mengalami kerusakan plafon ambrol, tembok yang retak, kebocoran instalasi pipa gas oksigen dan lainnya. Sebanyak 70 pasien dari ruang rawat inap ditampung di dalam tenda BPBD Banyumas dan sebagian dilayani di PKU Gombong.

Seluruh pasien di Rumah Sakit Umum Daerah SMC Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pun dievakuasi ke luar gedung usai gempa bumi Jumat malam.

"Jika terjadi bencana gempa, maka pasien harus dievakuasi ke luar gedung terlebih dahulu," kata pejabat RSUD SMC Singaparna Tasikmalaya Aang Hilmi di Tasikmalaya, Sabtu (16/12/2017) dini hari.

Jokowi Tak Tidur

Gempa Jawa Goyang Pekalongan, Nenek Aminah Meninggal Saat Tidur
Kondisi rumah warga Pekalongan sesaat gempa 6,9 SR mengguncang Jawa bagian selatan, termasuk Pekalongan. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) terjadi di laut Jawa Barat pukul 23.47 WIB, Jumat,15 Desember 2017. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku tak bisa tidur karena gempa yang berpusat di Tasikmalaya itu berkekuatan lebih dari 5 Skala Richter.

"Tadi malam saya enggak tidur karena gempanya bukan gempa yang kecil. Skala Ritchernya pertama 7,3. Kemudian informasi terakhir 6,9. Itu angka yang besar. Oleh sebab itu, tadi malam menunggu berita di daerah," kata Jokowi usai menghadiri Rakornas Tiga Pilar PDIP, Jakarta, Sabtu 16 Desember 2017.

Namun, dia bersyukur tidak ada dampak yang masif dari gempa. "Tapi alhamdullilah semuanya baik saja," ujar Jokowi.

Menurut dia, pemerintah segera mengirimkan bantuan untuk korban gempa. Bantuan akan dikirim lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Ya, nanti kita kirim dari BPBD. Segera," Jokowi menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya