Liputan6.com, Jakarta - Antibodi antraks ditemukan dalam tubuh salah satu tentara Korea Utara (Korut) yang membelot sepanjang 2017. Temuan itu memunculkan dugaan, Korut tengah mengembangkan senjata biologis dari bakteri Bacillus anthracis, penyebab antraks.
Analis Pertahanan Korea Defense Security Forum (KODEF), Shin Jong-woo mengatakan, vaksin antibodi antraks mungkin diberikan kepada tentara Korea Utara yang berpartisipasi dalam proyek senjata biologis.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, penelitian dari Belfer Centre for Science and International Affairs, Harvard Kennedy School mengungkapkan, Korut tengah membangun gudang senjata biologis. Tujuannya, untuk menabur rasa takut dan panik di Semenanjung Korea.
Selengkapnya dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:
Â
Rudal Berhulu Ledak Antraks?
Sementara itu, pada pekan lalu, beredar kabar yang menyebut bahwa Korut telah memulai tes untuk memuat bakteri antraks dalam hulu ledak rudal balistik antarbenua mereka.
Surat kabar Jepang Asahi Shimbun, mengutip sumber intelijen di Seoul melaporkan, rezim Kim Jong-un diduga kuat menggelar tes ketahanan panas dan tekanan untuk menguji bakteri antraks agar dapat bertahan dalam panas yang hebat rudal balistik antarbenua saat memasuki atmosfer Bumi.
Dugaan itu semakin diperkuat dengan laporan dari Amerika Serikat.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pekan lalu menuding bahwa Korut telah dan tengah melakukan penelitian dalam bidang "senjata kimia dan biologi" yang dapat dijadikan hulu ledak untuk rudal. Washington DC juga menuduh rezim Kim Jong-un menghabiskan biaya ratusan juta dolar untuk mengembangkan proyek hulu ledak senjata biologis dan kimia.
Advertisement
Korea Selatan Resah
Mencuatnya kabar dugaan rudal antraks yang tengah dikembangkan oleh Korut itu memicu keresahan di Korea Selatan.
Pada Minggu, 24 Desember 2017, Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengonfirmasi bahwa mereka tengah mengembangkan vaksin antraks sepanjang tahun ini. Namun, pihak kepresidenan membantah jika vaksin tersebut hanya akan diberikan kepada pejabat pemerintahan. Komentar itu menyulut kontroversi.
Dugaan kontroversi itu lantas memicu desakan dari sejumlah pihak Korea Selatan yang meminta agar vaksin antraks juga diberikan kepada semua warga Negeri Ginseng.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: