Diperiksa 8,5 Jam soal Novel, Dahnil Kecewa Tak Ditanya Ini

Dahnil mengaku hanya diperiksa terkait pernyataannya, yang pesimis melihat kinerja polisi dalam menuntaskan kasus Novel Baswedan.

oleh Anendya Niervana diperbarui 23 Jan 2018, 07:51 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 07:51 WIB
Ketum Pemuda Muhammadiyah Singgung Pejabat Untuk Belajar Pancasila
Ketum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (kiri) memberi pernyataan saat diskusi publik di kantor staff presiden, Jakarta, Kamis (7/9). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simajuntak diperiksa penyidik Polda Metro Jaya selama 8,5 jam terkait pernyataannya di stasiun televisi swasta nasional mengenai kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Dahnil mengaku dicecar 24 pertanyaan oleh sembilan penyidik.

Kendati terbilang lama, namun Dahnil mengeluhkan pertanyaan itu yang disebutnya hanya seputar pernyataannya di stasiun televisi swasta nasional, dan tidak terkait kasus Novel.

"Di awal misalnya pemeriksaan saya ini terkait dengan, misal di media Pak Argo menyebut karena mata elang. Ternyata enggak ada satu pun pertanyaan terkait itu," ujar Dahnil di Polda Metro Jaya, Senin (22/1/2018).

Dahnil mengaku hanya diperiksa terkait pernyataannya. Kala itu ia pesimis melihat kinerja polisi dalam menuntaskan kasus Novel.

"Di acara itu bahwasanya saya mengatakan pesimis dengan polisi mau menuntaskan kasus ini (Novel Baswedan). Jadi, pernyataan itu yang banyak disampaikan kenapa saya pesimis dan sebagainya," ujar Dahnil.

Dahnil juga menampik mengatakan ada saksi lain dalam kasus Novel saat wawancara di televisi tersebut.

"Enggak ada, di acara itu saya enggak mengatakan itu. Nah, itu yang saya sayangkan. Kadiv Humas Polda ngomong bahwasanya ada pernyataan saya (punya) saksi. Kapan? Saya enggak pernah ngomong begitu," bantah Dahnil.

Saran Dahnil Ungkap Kasus Novel

PHOTO: Temui Ketua KPK, Mantan Pimpinan KPK dan Aktivis Desak Bentuk TGPF Kasus Novel
Ketua KPK, Agus Rahardjo (tengah) bersama pegiat anti-korupsi berfoto usai pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (31/10). Pertemuan membahas perkembangan kasus penyerangan penyidik KPK, Novel Baswedan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Dahnil tidak menyangkal bahwa polisi tersinggung dengan pernyataannya yang terkesan menyudutkan polisi.

"Ya, ada juga pernyataan tersinggung," kata Dahnil.

Dahnil menyarankan kepada polisi untuk tidak antikritik dan terus terbuka agar kasus Novel bisa segera terungkap. Dia berharap polisi tidak menekan pihak-pihak yang berkaitan dengan kasus Novel.

Dia mengancam akan terus mengkritik jika penyidikan kasus Novel Baswedan berjalan lambat. "Yang jelas saya akan bantu, tapi saya akan terus kritik polisi," ucapnya.

Terkait siapa aktor di balik penyerangan Novel Baswedan dengan air keras, Dahnil menjawab, "Yang jelas mereka bandit yang berkepentingan, yang sakit hati mungkin dengan Novel dan sebagainya."

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya