Hal Ini Bisa Jadi Sandungan Prabowo di Pilpres 2019

Prabowo tetaplah seorang nasionalis, meskipun dengan basis pendukung religius Islam.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 27 Jan 2018, 20:31 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2018, 20:31 WIB
Jokowi dan Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/1/2015). Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan, jika Prabowo Subianto ingin maju kembali di kontestasi Pilpres Tahun 2019, maka Politisi Partai Gerindra tersebut butuh pasangan yang mewakilkan Islam moderat atau tengah.

Jika tidak, maka ia memprediksi akan sulit bagi Prabowo untuk masuk ke partai-partai yang lebih nasionalis seperti Partai Golkar.

"Sebab, Prabowo sendiri sudah masuk ke tokoh religius Islam," kata Ray Rangkuti dalam Diskusi Publik "Menemukan Tokoh Muda Islami," di Jakarta Pusat, Minggu (27/1/2018).

Aktivis dan pengamat politik Indonesia ini menuturkan, pemilih Prabowo mayoritas arahnya kaum Islam kanan. Namun hal ini dapat menyulitkan Prabowo untuk menarik calon pendamping serta pendukung dari arah tengah atau yang lebih moderat.

"Bahkan PKS sudah kasih calonnya. Mereka akan meraup suara yang sama saja," jelas Ray.

Dia menambahkan, homogenitas pangsa pasar Prabowo dapat menyulitkan ia untuk maju dan memenangkan kontestasi nanti. Jika pun disodorkan dengan calon pendamping dari arah yang lebih moderat atau tengah, sangat mungkin mendapat penolakan dari partai-partai koalisinya saat ini.

"Itu kesulitan prabowo. Karena partai-partai koalisinya mungkin tidak setuju. Itulah kesulitannya," ucap Ray.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Basis Keagamaan

PHOTO: Gerindra, PAN, dan PKS Sepakat Koalisi di Pilkada Serentak 2018
Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto saat mendengarkan Presiden PKS, Sohibul Iman memberikan keterangan pers di Kantor PKS, Jakarta, Minggu (24/12). Gerindra, PAN, dan PKS, sepakat untuk berkoalisi di Pilkada Serentak. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di tempat yang sama, Guru Besar Universitas Airlangga Kacung Marijan mengungkapnya hal berbeda. Dia tidak setuju bila Prabowo dianggap sebagai tokoh religius Islam.

Menurutnya, Prabowo tetaplah seorang nasionalis, meskipun dengan basis pendukung religius Islam.

Kacung menyebutkan, baik Prabowo maupun Jokowi tetap membutuhkan sosok dengan basis religius Islam untuk maju pada Pilpres 2019 nanti.

"Prabowo dan Jokowi (tetap) butuh (pendamping) dengan basis keagamaan," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya