Pimpinan Ponpes di Cicalengka Dianiaya Usai Salat Subuh

Saat ditemukan korban sudah tergeletak di lantai mesjid dan berlumuran darah

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 28 Jan 2018, 13:22 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2018, 13:22 WIB

Liputan6.com, Bandung - Tim Inafis Polres Bandung untuk kedua kalinya mendatangi mesjid tempat pimpinan Ponpes Al Hidayah dianiaya dan menggelar olah TKP. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi termasuk para santri.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Minggu (28/1/2018) korban dianiaya usai salat subuh berjamaah. Saat para santri meninggalkan mesjid, korban dianiaya pelaku yang diduga menyelinap ke dalam mesjid untuk ikut salat berjamaah.

Saat ditemukan korban sudah tergeletak di lantai mesjid dan berlumuran darah. Peristiwa penganiayaan ini menggegerkan para santri dan pengasuh pondok pesantren.

"Lampu dimatiin semua santri ke kobong untuk melaksanakan pengajian subuh. Dan saat itulah tidak ada saksi terjadinya penganiayaan, pemukulan atau apa. Ada satu orang santri akhirnya yang datang untuk salat subuh kesiangan. Nyalain lampu melihat Pak Kyai terkapar," ungkap santri Alhidayah, Iwan Ismail.

Sementara itu, menurut Kapolsek Cicalengka, Kompol Asep Gunawan meminta agar semua pihak untuk tidak terprovokasi mengenai insiden pemukulan ini. Ia menerangkan bahwa kejadian ini murni bermotif penganiayaan.

Korban, Umar Basri pimpinan Pondok Pesantren Alhidayah yang berusia 60 tahun masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka parah di kepala dan wajah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya