Perbaikan Penyangga Rel Bogor-Sukabumi yang Longsor Rampung 14 Februari

Proses perbaikan rel diusahakan untuk segera diselesaikan pada 14 Februari mendatang agar jalur kereta Bogor-Sukabumi kembali normal.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 09 Feb 2018, 04:43 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2018, 04:43 WIB

Fokus, Jawa Barat - PT Kereta Api menargetkan perbaikan bantalan rel yang longsor di Kampung Maseng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selesai  14 Februari mendatang. Agar jalur kereta Bogor-Sukabumi kembali normal, bantal akan dibuat dengan sistem jembatan dengan diberi penyangga agar lebih kuat.

Seperti ditayangkan Fokus Malam Indosiar, Jumat (8/2/2018), petugas PT KAI terus melakukan perbaikan penyangga rel kereta yang longsor di Kampung Maseng. Alat berat dikerahkan untuk memadatkan dan menimbun tanah. Rel akan dibuat seperti model jembatan, dimana antara ujung bantalan rel yang longsor akan di beri perancak dan akan dicor, dan di tengah rel yang menggantung akan diberi tiang penyangga agar lebih kuat.

Perbaikan baru dilakukan Kamis 7 Februari, setelah seluruh korban tanah longsor ditemukan. Proses perbaikan rel diusahakan untuk segera diselesaikan 14 Februari agar jalur kereta Bogor menuju Sukabumi kembali normal. Namun, jika cuaca memburuk dikhawatirkan akan mengganggu target.

"Tentu saja kita upayakan perbaikan lebih cepat, tapi tolong doakan supaya cuaca tidak menganggu pekerjaan" kata Dirut PT KAI Edi Sukmoro.

Sementara itu, jalur Puncak masih ditutup selama 10 hari untuk perbaikan dari tanah longsor dan memastikan jalur ini aman. Warga yang hendak menuju puncak harus melalui jalur alternatif Jonggol. Namun, warga masih bisa menggunakan sepeda motor atau ojek meski tarifnya sangat mahal. Untuk menuju Cipanas, tarif ojek mencapai Rp 100 ribu.

Sejumlah pengemudi ojek menyatakan tarif angkutannya mahal karena beresiko tinggi melewati jalur puncak.

"Untuk ke arah Cipanas tarifnya Rp 100 ribu", kata tukang ojek Mat Kul.

Akibat penutupan kawasan Puncak, para pedagang dan warung makan sepi pengunjung. Mereka mengaku omzetnya turun drastis lebih dari 50 %. Para pedagang berharap perbaikan tanah longsor bisa dipercepat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya