Penyerangan di Gereja Lidwina, Ketua MPR Minta Warga Tetap Tenang

Zulkifli Hasan menyebut penyerangan gereja Lidwina merupakan bentuk adudomba antarumat.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Feb 2018, 08:40 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2018, 08:40 WIB
Kesedihan Sultan Yogya Usai Gereja St Lidwina Diserang
Sultan Yogyakarta, Hamengku Buwono X meminta maaf atas insiden penyerangan Gereja Santa Lidwina yang mengakibatkan empat orang terluka. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik menyikapi kasus penyerangan gereja St Lidwina Bedog, Yogyakarta, saat ibadah Misa Minggu pagi, 11 Februari 2018.

"Maka saya minta masyarakat tetap tenang, kita serahkan ke polisi, penegak hukum kita. Percayakan kepada mereka. Saya yakin pak polisi kita sanggup untuk menyelesaikan dengan cepat," ucap Zulkifli di Balai Kota Jakarta, Senin 12 Februari 2018.

Zulkifli menyebut penyerangan itu bentuk adudomba antar umat. "Ini bukan soal intoleransi, ini soal ngadu domba. Orang yang antiagama ini. Ini musuh semua agama ini," kata dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyebut penyerangan di Gereja St Lidwina, Sleman, Yogyakarta sebagai peristiwa siluman. 

"Jadi kalau saya melihat ini ada kekuatan siluman," kata Amien di Balai Kota.

Peristiwa siluman yang dimaksud Amien adalah oknum yang tidak terlihat dan ingin menghancurkan bangsa. "Kekuatannya nggak kelihatan sedang merongrong bangsa ini," kata dia.

Oknum dan otak penyerang jemaat gereja tersebut, kata Amien, memiliki tujuan mengadu domba antar umat beragama di Indonesia. "Nampaknya lho ingin mengadu umat beragama supaya Indonesia ini hancur. Siapa? Tak cari itu," ujar dia.

Lukai Sejumlah Orang

Kesedihan Sultan Yogya Usai Gereja St Lidwina Diserang
Sultan Yogyakarta, Hamengku Buwono X meminta maaf atas insiden penyerangan Gereja Santa Lidwina yang mengakibatkan empat orang terluka. (Liputan6.com/Yanuar H)

Penyerangan di Gereja St Lidwina, Sleman, Yogyakarya, terjadi pada Minggu, 11 Februari 2018 pagi saat misa tengah berlangsung. Penyerangan diketahui bernama Suliyono, seorang mahasiswa berusia 23 tahun.

Pria asal Banyuwangi ini membawa pedang dan melukai empat orang yang tengah beribadah di dalam gereja. Polisi pun menembak pelaku karena terus menyerang jemaat dan petugas.

Sementara, tiga korban penyerangan yang terjadi di Gereja St Lidwina Bedog, Kabupaten Sleman, DIY,  dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.

"Syukur pada Tuhan para pasien kebanyakan dalam kondisi yang cukup menggembirakan meski masih perlu perawatan," kata Uskup Agung Semarang, Monsiyur Ribertus Rubyatmoko, seusai menjenguk para korban.

Menurut Rubyatmoko, ketiga korban dirawat di ruangan yang berbeda sesuai dengan kondisi luka masing-masing. Ketiganya adalah Romo Prier, serta dua anggota jemaat atas nama Budijono dan Yohanes Tri.

"Sebetulnya ada empat, satu pasien lainnya sudah dipulangkan karena hanya mendapat jahitan sedikit," kata dia.

Ia menjelaskan, Romo Prier menderita luka bacokan di bagian belakang kepala dan Budijono mendapatkan luka di bagian leher belakang. Adapun Yohanes Tri mendapatkan luka bacokan paling parah mengenai sepanjang dahi. Tim medis telah mengoperasi ketiganya.

"Romo saat ini sudah bisa bicara, bisa bercanda. Satu yang paling parah, yakni Pak Tri, saat ini belum bisa ngomong," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya