Liputan6.com,Bali - Brem berasal dari bahan dasar yang sama, yaitu tape ketan hasil fermentasi. Baik brem cair khas Bali maupun brem padat khas Jawa sama-sama menggunakan sari tape ketan sebagai bahan baku utamanya.
Perbedaan bentuk dan karakteristik keduanya muncul dari proses pengolahan yang berbeda. Setelah tahap fermentasi selesai, masing-masing jenis brem menjalani proses pengolahan yang unik dan khas.
Mengutip dari berbagai sumber, proses pembuatan diawali dengan fermentasi beras ketan putih atau hitam menggunakan ragi tape selama 2-3 hari. Setelah menjadi tape, dilakukan penyaringan untuk mendapatkan sari tape yang jernih.
Advertisement
Pada titik inilah jalur pengolahan mulai berpisah. Brem cair mempertahankan sifat alami sari tape tanpa melalui pemanasan tinggi.
Baca Juga
Sehingga enzim aktif dan kandungan alkohol alaminya tetap utuh. Sementara brem padat menjalani proses pemekatan dengan pemanasan hingga 95°C yang mengakibatkan penguapan air dan reaksi karamelisasi gula.
Perbedaan geografis juga memengaruhi perkembangan kedua jenis brem ini. Daerah dengan iklim lebih panas cenderung mengembangkan brem cair yang menyegarkan.
Sedangkan kawasan dengan musim kemarau panjang lebih memilih brem padat yang tahan lama. Beberapa varian menambahkan bahan khusus seperti rempah-rempah untuk brem cair atau gula aren untuk brem padat, yang menciptakan ciri khas masing-masing daerah.
Masyarakat mengembangkan teknik pengawetan alami. Brem cair mempertahankan daya tahannya melalui kadar alkohol alami yang terbentuk selama fermentasi.
Sementara itu, brem padat mengandalkan kandungan gula tinggi dan proses dehidrasi sebagai pengawet alami. Kedua metode tradisional ini menggunakan kemasan alami seperti botoh bambu untuk brem cair dan pembungkus daun untuk brem padat.
Bukti sejarah menunjukkan proses pembuatan brem telah berlangsung sejak lama. Relief candi dan naskah kuno menggambarkan teknik fermentasi serupa.
Sementara peralatan tradisional yang masih digunakan hingga kini menjadi bukti kelangsungan pengetahuan kuliner ini. Dalam perkembangannya, kedua jenis brem mengalami modernisasi proses produksi dan pengemasan.
Penulis: Ade Yofi Faidzun