Liputan6.com, Jakarta - Satgas Pangan Polri menyatakan, isu telur palsu adalah bohong alias hoax. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak resah dan berhenti menggulirkan hoax telur palsu.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyampaikan pangan selalu menjadi masalah sejak zaman pemerintahan Presiden Sukarno.Â
"Zaman Pak Harto dulu jatuh gara-gara masalah pangan. Zaman Bung Karno jatuh juga gara-gara beras. Ini jangan sampai dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan menyatakan kalau ini palsu," tutur Setyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (22/3/2018).
Advertisement
Dia khawatir, jika dibiarkan, persoalan makan bisa meruntuhkan negara. "Masalah pangan ini bisa mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban, bahkan bisa meruntuhkan negara," kata dia.
Menurut dia, dampak isu telur palsu bisa berlangsung lama. Bisa 25 tahun ke depan, bahkan kurang dari itu. Generasi bangsa, kata dia, bisa kekurangan protein lantaran masyarakat takut mengonsumsi telur.
"Ini kita pantau terus cyber patrol di multimedia akan memantau. Kalau seminggu masih beredar terus (isu telur palsu), harus ada tindakan hukum. Artinya menyengaja, meng-upload, mengedarkan. Ada kesengajaan," ucap Setyo.
Â
Media Sosial
Pemantauan perkembangan isu telur palsu, salah satunya dengan melihat media sosial. Tim akan menelusuri pihak mana yang masih saja menyebarkan berita bohong tersebut dan akan menggali apakah ada dalang di balik isu tersebut.
"Kalau ini masih jadi trending topic terus, kita cari influencer-nya siapa nih. Kalau influencer-nya jelas, kita akan profiling siapa yang main di sini," Setyo menandaskan.
Advertisement