Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Persaudaraan Alumni 212 di Masjid Istana Bogor, Minggu 22 April lalu, menuai banyak reaksi. Apalagi sebelumnya pertemuan itu disebutkan berlangsung tertutup, tapi akhirnya tersiar ke media.
Terungkap, pertemuan itu salah satunya terkait masalah kriminalisasi ulama, khususnya kasus Rizieq Shihab.
Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade menilai pertemuan itu sebagai upaya Jokowi mencari dukungan umat menjelang Pemilu 2019.
Advertisement
"Ya wajarlah mendekati Pemilu, tentu mau mesra dong supaya dukungan bertambah," kata Andre saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (26/4/2018).
Andre mengaku tak khawatir dengan pertemuan itu. Dia malah mengatakan, harusnya Jokowi berkomunikasi dengan umat Islam sejak lama bukan hanya jelang Pemilu 2019.
Sementara Wakil Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai, dukungan dari Rizieq Syihab dan Persaudaraan Alumni 212 akan mempengaruhi kemenangan calon presiden 2019. Namun, Hakim sangat yakin Rizieq akan mendukung capres yang sejalan dengan cita-cita umat Islam.
"Kami yakin HRS (Habib Rizieq Shihab) akan berikan dukungan kepada capres yang didukung kolisi partai yang sejalan dengan cita-cita umat dan selalu konsisten berjuang dan membela umat dan para ulama," kata Hakim.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Â
PKS Tak Khawatir
Hakim yakin, jika PKS, Gerindra, dan PAN bersatu di Pilpres 2019, koalisi ini akan mendapat dukungan penuh dari para tokoh agama Islam maupun umat.
Dia juga tak khawatir bila pihaknya dituduh memakai politik SARA dan memanfaatkan cara aksi bela Islam 212 untuk memenangkan Pemilu 2019.
"Gerakan 212 bukan gerakan isu SARA. Justru gerakan menentang diskriminatif terhadap prinsip-prinsip dasar negara," tandas Hakim.
Sebelumnya Sekretaris Persaudaraan Alumni (PA) 212, Bernard Abdul Jabbar, memastikan tidak ada perjanjian politik ataupun upaya meminta Presiden menghentikan kasus Rizieq Shihab dalam pertemuan itu. Pertemuan sebatas membahas janji-janji Jokowi yang belum dituntaskan seperti menghentikan kriminalisasi terhadap ulama.
"Memberikan nasihat lah seperti tugas ulama, bukan kompromi dengan Jokowi, enggak atau dukungan dia enggak juga. Kita ngasih nasihat seperti tugas ulama, jadi jangan disalahartikan ada kompromi politik, enggak ada kaitan dengan itu. Ketika diundang datang ketika datang disampaikan lah tentang janji-janji itu," kata Bernard kepada Merdeka.com, Rabu 25 April 2018.
Pertemuan ini telah diketahui Rizieq Shihab. Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Yusuf Muhammad Martak mengaku pemimpin FPI itu senang mengetahui pertemuan Persaudaraan Alumni 212 dengan Presiden Jokowi.
"(Hasil pertemuan dengan Presiden) otomatis langsung disampaikan ke Habib Rizieq Shihab. Dan respons Beliau sangat senang sekali kita bisa ketemu dan pertemuan tidak sesingkat yang seperti biasanya," kata Martak di Restoran Larazeta, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 25 April 2018.
Â
Reporter:Â Muhammad Genantan SaputraÂ
Sumber: Merdeka.com
Advertisement