Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo tak mempersoalkan ceramah politik Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dalam tasyakuran di Balai Kota Jakarta, Selasa (24/4). Tjahjo menyebut, boleh saja seseorang menyampaikan pidato politik di kantor pemerintah.
"Boleh tidak ada masalah," kata Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/4).
Mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini tak ingin menyalahkan Amien karena memberikan ceramah politik di kantor administratif utama pemerintahan ibu kota itu. Menurutnya, yang layak disalahkan adalah pihak Balai Kota jika ceramah Amien dianggap oleh publik tidak tepat.
Advertisement
"Yang salah bukan Amien Rais-nya tapi yang mengundang dan yang menyediakan fasilitasnya. Kalau memang itu (ceramah Amien) dianggap salah," ujar Tjahjo.
Soal sikap Amien yang menyerang langsung lawan politiknya yakni Joko Widodo, Tjahjo menyebut itu masuk dalam delik aduan. Jika ada pihak yang merasa dirugikan atas ceramah tersebut, bisa membuat laporan ke kepolisian.
Khusus ceramah yang bermuatan politik di tempat ibadah, Tjahjo tidak setuju. Dia menegaskan, ceramah yang disampaikan di rumah ibadah harus merujuk pada kita suci agama masing-masing.
"Semua mau ceramah politik, ceramah budaya, ceramah media, silakan. Tapi kalau ceramahnya di Masjid rujukannya ya Alquran dan Hadits dong. Kalau di Gereja rujukannya ya Alkitab. Ceramah di Vihara sesuai Weda. Kalau tidak (merujuk pada kitab suci) ya rusak nanti," kata dia.
Saat memberikan ceramah dalam tasyakuran di Balai Kota, Amien mengatakan pengajian-pengajian harus disisipi politik, mengingat saat ini sudah memasuki tahun pesta demokrasi. Dia juga menyerang Jokowi dengan menunjuk foto dan menyebut elektabilitas presiden semakin menurun.
"Elektabilitasnya going down and down," kata mantan Ketua MPR itu.
Reporter: Supriatin
Sumber: Merdeka.com