Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump mengatakan bahwa pertemuan antara dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang diatur. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) itu tidak memberikan jadwal pasti kapan pertemuan akan berlangsung.
"Dia ingin bertemu dan kami sedang mengaturnya," kata Trump di kediamannya di Florida, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Pihak Kremlin sendiri mengatakan mereka terbuka untuk melakukan pembicaraan, namun belum ada rincian yang dikonfirmasi.
Advertisement
Trump berjanji akan segera memulai negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina setelah dia dilantik pada 20 Januari. Dia juga menyatakan keraguannya tentang dukungan militer dan keuangan yang diberikan oleh AS kepada Ukraina.
"Presiden Putin ingin bertemu," kata Trump pada Kamis (9/1). "Dia telah mengatakannya secara terbuka dan kita harus mengakhiri perang ini. Ini adalah kekacauan yang mengerikan."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina menuturkan pihaknya mengharapkan pertemuan tingkat tinggi dengan pemerintahan Trump setelah pelantikan, yang termasuk kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Utusan Khusus Trump untuk Rusia dan Ukraina
Trump telah menunjuk Keith Kellogg, mantan penasihat keamanan nasional dan pensiunan letnan jenderal militer AS, untuk menjadi utusan khusus ke Ukraina dan Rusia pada pemerintahannya mendatang.
Pada April tahun lalu, Kellogg mengungkapkan pandangannya tentang bagaimana AS bisa mengakhiri perang lewat sebuah makalah yang diterbitkan oleh America First Policy Institute, think tank yang mendukung Trump.
Dia mengusulkan agar Ukraina hanya menerima bantuan lebih lanjut dari AS jika mereka setuju untuk ikut serta dalam pembicaraan damai dengan Rusia. Namun, jika Rusia menolak, AS disarankan untuk tetap memberikan bantuan kepada Ukraina.
Setelah Trump menang dalam Pilpres AS 2024, Zelenskyy mengatakan bahwa dia percaya perang ini akan "berakhir lebih cepat" dengan Trump sebagai presiden. Zelensky juga menyebutkan bahwa mereka telah melakukan "pertukaran yang konstruktif" melalui telepon, meskipun tidak mengungkapkan apakah Trump mengajukan syarat tertentu terkait pembicaraan dengan Rusia.
Advertisement