Liputan6.com, Jember - Sebaran abu vulkanik Gunung Merapi mulai menjauh dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Pergerakan abu mengarah ke laut pantai selatan di perairan Samudera Hindia. Hal tersebut berdasarkan pantauan dari Satelit Himawari, pukul 14.00 WIB.
Â
Baca Juga
Demikian diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati usai menghadiri kegiatan di Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat sore.
Advertisement
"Abu vulkanik yang menuju ke perairan Samudera Hindia tidak akan mengganggu pelayaran. Karena abu tersebut hanya berdampak pada jarak pandang saja, namun tidak mengganggu mesin kapal yang berada di bawah," tutur Dwikorita, seperti dikutip dari Antara, Jumat (11/5/2018).
Menurutnya, sebaran abu vulkanik sangat berbahaya bagi penerbangan. Karena abu yang sangat kecil bisa masuk mesin pesawat terbang dan menyebabkan kerusakan mesin, sehingga membahayakan keselamatan penumpang.
Dwikorita juga menjelaskan, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap sebaran abu vulkanik Gunung Merapi yang meletus, seperti erupsi freatik yang terjadi beberapa jam lalu.
"Kami terus melakukan pemantauan setiap jam terkait dengan sebaran abu vulkanik Gunung Merapi. Kalau erupsinya sudah berhenti, maka prediksi sebaran abu vulkanik tersebut menjauh bergerak ke arah selatan," ujar Dwikorita.
Gunung Merapi Meletus
Sebelumnya, Gunung Merapi mengalami erupsi dengan durasi kegempaan selama 5 menit, pagi tadi, sekitar pukul 07.32 WIB.
Letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dengan ketinggian kolom mencapai 5.500 meter di atas puncak Merapi. Letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.
Erupsi freatik Gunung Merapi berlangsung selama satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Advertisement