Ketua DPR Kutuk Aksi Teror Bom Surabaya yang Libatkan Anak-Anak

Sambil berkaca-kaca Bamsoet mengungkapkan, orangtua yang membawa anaknya dalam aksi teror bom di Surabaya sangat kejam.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mei 2018, 07:57 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 07:57 WIB
Bambang Soesatyo
DPR Harap Tak Ada Perppu UU MD3

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengutuk keras serangan teror bom di Surabaya yang melibatkan anak-anak. Dalam teror bom di tiga gereja Surabaya, pelaku merupakan orangtua yang melibatkan empat anaknya.

Seorang bocah bahkan berhasil selamat dalam upaya serangan bom di Polrestabes Surabaya, yang diduga dilakukan orangtuanya. Bocah 8 tahun itu berinisial AIS dan saat ini tengah dirawat di RS Bhayangkara Surabaya.

"Kami mengutuk keras tindakan perbuatan yang mengorbankan anaknya sendiri," ucap Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018).

Bamsoet berkunjung ke RS Bhayangkara bersama Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua Komisi III Desmond J Mahesa, dan anggota DPR dari Komisi III seperti Arteria Dahlan, Masinton Pasaribu, dan Herman Hery. Rombongan membesuk anak terduga teroris yang menjadi korban, juga melihat jenazah korban serangan bom.

Sambil berkaca-kaca Bamsoet mengungkapkan, orangtua yang membawa anaknya dalam aksi teror bom sangat kejam. "Saya kehilangan kata-kata menyampaikan betapa kejinya, anak-anak ini anak seumuran anak saya, tapi dia menjadi korban kebiadaban orangtuanya," kata Bamsoet.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Seorang Bocah Terlempar

AKBP Roni
AKBP Roni Faisal Saiful saat menyelamatkan seorang bocah dari ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya (Liputan6.com/Dian)

Dia melanjutkan, "tadi saya melihat satu anak kecil yang selama dibawa orangtuanya bawa bom bunuh diri, dia terlempar, mungkin umurnya baru 5 sampai 8 tahun, mungkin baru SD kelas satu."

Diketahui, dalam serangan bom di GKI Diponegoro, Minggu 13 Mei, pelaku bom bunuh diri, Puji Kuswati, membawa dua anak perempuannya. Sedangkan, dalam serangan di Gereja Santa Maria, dua anak lelakinya membawa bom dengan sepeda motor.

Malam harinya, sekitar pukul 21.20 WIB, bom lain meledak di rusunawa kawasan Wonocolo, Sidoarjo. Tiga orang yang diduga pelaku tewas yaitu Anton (47) beserta istrinya, Puspita Sari (47), dan anak pertamanya, LAR (17).

Senin pagi, 14 Mei sekitar pukul 08.50 WIB, Surabaya kembali diguncang bom, tepatnya di depan Polrestabes Surabaya. Polisi menyebut aksi ini dilakukan empat orang, di mana satu anak selamat setelah terlempar sejauh 3 meter sesaat sebelumn bom meledak.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya