Penyidik: KPK Tak Atur Senjata Polisi Saat Pengamanan

Dia menegaskan, KPK tidak mengatur jenis senjata yang digunakan polisi saat proses pengamanan tim.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2018, 17:31 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2018, 17:31 WIB
KPK Usai Geledah Kantor Fredrich Yunadi
Penyidik KPK membawa dokumen usai melakukan penggeledahan kantor mantan kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi, di Gandaria, Jakarta, Kamis (11/1). Dari penggeledahan itu, penyidik menyita 27 dokumen dan 3 handphone. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik KPK Ambarita Damanik mengklarifikasi pernyataan Fredrich Yunadi terkait pengamanan polisi saat tim Satgas KPK mendatangi Rumah Sakit Medika Permata Hijau (RSMPH), tempat Setya Novanto dirawat pasca kecelakaan.

Dia menegaskan, KPK tidak mengatur jenis senjata yang digunakan polisi saat proses pengamanan tim.

“Kami tim penyidik kalau penggeledahan biasanya didampingi polisi, jadi tugasnya amankan kami dari kiranya ada orang yang mengganggu dalam bertugas. Soal model senjata bukan kami yang atur,” ujar Damanik saat menjadi saksi terdakwa Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (25/5/2018). 

Begitu pula saat proses penahanan Setya Novanto di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Menurut Damanik pengamanan polri terhadap tim KPK saat bertugas sudah melekat.

Sebelumya, Fredrich bercerita, Jumat (17/11) siang, saat KPK memindahkan Novanto dari rumah sakit Medika Permata Hijau ke Cipto Mangunkusumo ratusan polisi mengamankan ruang IGD baik di luar atau dalam ruangan.

Fredrich Kritik KPK

KPK Usai Geledah Kantor Fredrich Yunadi
Penyidik KPK membawa dokumen usai melakukan penggeledahan kantor mantan kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi, di Jakarta, Kamis (11/1). Selama kurang lebih 7 jam menggeledah, penyidik membawa 3 koper dan satu buah kardus. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mantan kuasa hukum Setya Novanto itu menjelaskan dia bahkan sempat berdebat dengan para petugas yang menjaga ruang IGD lantaran banyaknya personel polisi lengkap dengan senjata.

“Lalu saya kaget pas masuk IGD kayak ada teroris ISIS, banyak polisi. Ceritanya lebih seram dari penggerebekan Poso," ujar Fredrich.

Ia mengkritik sikap arogansi KPK atas proses penahanan mantan Ketua DPR itu. Menurutnya, KPK selalu bergerombol dengan banyak personel dalam melakukan kegiatannya.

"KPK kan enggak pernah sendirian Pak, KPK selaku geruduk," ujar Fredrich sambil mengacungkan jari kepada Jaksa Penuntut Umum.

Reporter: Yunita Amalia

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya